Science is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment (Webster’s super New School and Office Dictionary).
Science is the complete and consistent description of facts and experience in the simplest possible term (Karl Pearson).
Science is a sistematized knowledge derives from observation, study, and experimentation carried on in order to determinethe nature or principles of what being studied (Ashley Montagu).
Science is the system of man’s knowledge on nature, society and thought. It reflect the world in concepts, categories and laws, the correctness and truth of which are verified by practical experience (V. Avanasyev).
Berdasarkan definisi diatas “apakah sains itu?”, maka penulis merangkuman diantaranya, (1) sains adalah sebuah cara untuk memperoleh sesuatu yang dapat diterapkan untuk sesuatu dengan didukung penuh oleh matematika sebagai bahasa komunikasinya; (2) sains diperoleh dari suatu sistem empiris sistematik yang dimulai dari keingin-tahuan dan permasalahan, kemudian observasi dan pengujian yang pada akhirnya dihasilkan suatu produk yang bermanfaat.
Dari diskusi yang dilakukan, penulis memperoleh catatan bahwa pada keadaan tertentu, matematika tanpa sains dapat menghasilkan produk. Pandangan penulis mengenai hal ini yaitu apabila pernyataan ini terjadi maka tidak terdapat hubungan komplementer antara sains dan matematika. Dari uraian tersebut, dapat diperoleh bahwa sains bersifat empiris atau didasarkan atas pengalaman–pengalaman yang diperoleh dari panca indra. Sedangkan matematika bersifat non-empiris atau tidak didasarkan pada penyelidikan secara sistematis tentang data-data indrawi yang konkret.
Oleh sebab itu, mempelajari matematika berbeda dengan mempelajari ilmu-ilmu lain seperti natural sains. Dalam mempelajari natural sains, pengamatan dan percobaan sangat diperlukan karena pada dasarnya ilmu tersebut mendasarkan diri pada hasil-hasil pengamatan, sementara untuk matematika pengamatan dan percobaan langsung kurang diperlukan. Matematika mempelajari relasi-relasi kuantitatif dengan mengabstraksi bermacam-macam pengalaman.
Oleh karena itu, penulis memperoleh korelasi antara natural sains dan matematika yaitu natural sains tanpa matematika akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan untuk meningkat ke penalaran lebih jauh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa natural sains tanpa matematika tidak berkembang.
Selanjutnya, berkenaan dengan hakikat sains yang diperoleh dalam diskusi, Penulis mencoba memperkayanya dengan studi literatur. Makalah[1] menjabarkan tiga aspek hakikat sains yaitu sains sebagai produk, sains sebagai proses, dan sains sebagai sikap ilmiah.
Indikator sains sebagai produk diantaranya, sains bersifat objektif dan berlandaskan pada fakta empiris yang dapat diperoleh secara eksperimental, sains dibangun oleh apa yang telah ada sebelumnya namun apabila terdapat fakta baru maka sains sebelumnya akan berubah, dan sains berperan penting dalam teknologi dengan produknya berupa hukum, teori, fakta, konsep, dan prinsip.
Indikator sains sebagai proses diantaranya, sains bersifat sementara dan harus dapat diuji dimana sains yang diuji menjadi dasar kerangka berpikirnya, dan cara memperolehnya dimulai dari merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, membuktikan hipotesis, dan membuat kesimpulan. Sementara, indikator sains sebagai sikap diantaranya sains bersifat konsisten namun terbuka terhadap ide baru.