Cerita ini belum selesai, Fina masih bertahan hidup untuk memenuhi ekpetasi orantuanya. Kali ini ia tak salah lagi memilih teman. Ia menemukan teman yang ia anggap segalanya. Taman yang selalu ada untuknya, teman yang selalu ada di sampingnya. Yang tidak meng judgenya.
Fina beruntung setelah perjalanan panjang tuhan mempertemukannya teman yang sangat baik padanya. Entahlah rasanya Fina belajar banyak hal dari temannya ini. Fina berharap akan terus seperti ini bersama temannya itu.
Perjuangan Fina terus berlanjut, satu persatu orang yang memanfaatkannya pergi dari hidup Fina. Bahkan yang tadinya merendahkan menjadi segan terhadap Fina.
Ada juga yang meminta maaf kepada Fina, jujur Fina tidak megharapkan ini terjadi, Fina tidak mau ada orang yang memohon maaf darinya. Bagi Fina yang berlalu biarlah berlalu, jadi pelajaran saja untuk kedepannya agar ia tak jatuh di lubang yang salah.
"Nak, maafkan Ibu," kata orang itu.
Saat itu orang itu menemui Fina dan keluarganya di rumah.
"Tidak apa-apa, Bu," balas Mama Fina.
Keluarga Fina tidak mempermasalahkan hal itu, mereka juga sudah melupakan semua kedian menyakitkan itu. Biarlah semua menjadi urusan yang di atas.
Fina tidak pernah meminta balasan buruk untuk mereka semua, tapi ia tak bertanggung jawab jika tuhannya memberi balasan yang setimpal.
 Bukankah doa seseorang yang batinnya disakiti cepat diijabah? Entahlah Fina juga tidak tau akan hal itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H