Kata orang besikap bodo amat adalah kunci kebahagiaan. Menutup telinga dan membiarkan orang-orang berkata semaunya bisa membuat kita terhindar dari penyakit batin. Kadang seseorang  menilai sesuatu dari apa yang  terlihat saja, entah itu rasa peduli ataupun sikap tidak peduli. Tapi percalah orang yang terlihat tidak peduli kadang menyimpan kepedulian yang amat besar yang tidak kalian tau dan mereka menunjukkannya dengan caranya sendiri.
Namanya Syafina atau biasa dipanggil Fina. Fina adalah seseorang yang bisa dikatakan gadis lugu yang berasal dari keluarga sederhana ia tak memiliki banyak relasi. Makanya sering sekali orang-orang disekitarnya mengucilkannya. Ia tidak suka berdandan. Walaupun, berdandan hanya seadanya saja. Tampil apa adanya adalah prinsip hidup Fina.
Dari kecil Fina terbiasa hidup sendiri, bahkan teman-temannya menggangap Fina sombong, cuek. Sering sekali ia dijauhi dan dianggap tidak ada di lingkungan pertemanannya. Sakit hati? Tentu saja tidak, Fina bahkan tidak peduli dengan pandangan orang lain terhadapnya. Ia selalu bersikap postif  dalam segala hal, percaya bahwa Tuhan tidak akan menghianatinya dan terus ada di sampingnya. Dan tuhan akan membalas orang-orang yang telah berbuat jahat padanya.
Dari kecil Fina direcoki dengan bebagai materi pelajaran yang bukan untuk anak seusinya, tekanan demi tekanan datang. Dari situlah kepribadian pendiam Fina terbentuk. Fina berjuang demi membahagiakan orangtuanya, tidak satu hari pun Fina lewati dengan memikirkan masa depannya. Betapa merasa bersalah Fina jika ia mengecewakan orangtuanya kelak.
Orangtua adalah tujuan hidup Fina, ia akan melakukan apa saja agar orangtua bahagia.
"Fina, kamu itu seharusnya belajar bukan main nggak jelas gitu," ucap Rizki---Ayah Fina.
"Iya, Yah ini Fina mau belajar." Setelah mengatakan itu, Syafina pergi memasuki kamarnya.
Sudah ia katakan bukan, hidupnya hanya dipenuhi dengan belajar, belajar dan belajar. Kadang Fina muak dengan orangtuanya sangat otoriter itu. Tapi aplaah daya Fina, ia tak bisa melawan, ia tak bisa mengatakan bagaimana sakitnya kepada orangtuanya. Ia tak bisa mengatakan itu, ia takut nanti semuanya akan hancur jika ia memberitahu kepada orangtuanya bagaimana isi hatinya selama ini.
***
Waktupun berlalu, kini Fina beranjak Remaja. tidak ada yang berubah dari seorang Fina, ia tetap cuek tapi ia sangat peduli dengan semua orang, sering sekali Fina mengorbankan waktunya untuk membantu temannya yang sedang kesusahan.
 Ia tidak bisa menolak permintaan orang lain, bagi Fina kebahagiaan orang lain adalah segalanya-galanya. Ia sering menunda kerjaannya demi membantu orang lain, sering juga ia dimanfaatkan karena mereka menganggap Fina bodoh sehingga orang-orang disekitarnya memanfaatkan itu. Â