Guru harus memiliki jiwa yang ikhlas, makna ikhlas adalah memberi sebanyak-banyaknya namun tidak meminta balasan. Maknanya adalah harus rela mengabdi walaupun imbalannya sedikit atau harus rela memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada perserta didik.
Secara gelar guru tidak pernah menjadi “mantan” atau “bekas” namun guru itu adalah gelar abadi meskipun ia tidak mentransfer ilmu lagi namun tetap saja dipandang sebagai guru dan selalu dihormati karena kewibawaan dan keilmuan yang ia miliki. Maka jika sekarang banyak guru yang tidak di hormati bisa saja nilai kewibawaan, ketauladanan dan keilmuannya tidak bisa di rasakan oleh peserta didik . oleh karena itu meskipun tidak lagi memgajar bagi pensiunan guru agar tetap memberikan nilai-nilai positif bagi masyarakat.
Maka jadilah seorang guru “yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tidak ada dan dikenang ketika tiada’. Maknanya ialah ia yang hadir dengan keserderhanaan, mengajar dengan kewibawaan dan penuh kasih sayang, selalu memberi inspirasi bagi peserta didik sehingga ketika ia tidak hadir maka peserta didik akan merasa kerinduan dan ketika ia tiada ia akan dikenang karena sikapnya dan buah hasil yang dihasilkan dari inspirasinya.
Untuk menjadi guru yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tak ada dan dikenang ketika tiada tidaklah mudah, dan tidak semua guru mampu untuk menjalankannya karena perlu kesabaran, dan mempunyai nilai-nilai kecintaan kepada peserta didik seperti yang di ajarkan dalam film laskar pelangi dengan keteguhan hati Pak Harfan sehingga muridnya sangat mencintai gurunya, merasakan kehilangan ketika ia tak datang dan mereka mengenang atas kepergian.
Melalui hari guru perlu disadari yang saat ini berprofesi sebagai guru dan yang akan menjadi guru maka perlu di refleksikan kembali bahwa peran guru bukan saja melakukan transfer ilmu pengetahuan namun harus mampu mentrasfer nilai-nilai dan juga harus mempu menjadi orang yang di tauladani oleh peserta didik.
Mari mulailah merenung bahwa menjadi guru dipundak kita mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki generasi bangsa dan mengubah karakter generasi bangsa menuju ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan bangsa yang mempunyai nilai-nilai. Semoga tulisan ini menjadi refleksi kita semua untuk memperbaiki kualitas pendidikan Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H