Mohon tunggu...
saadah
saadah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca, olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Guru Nasional ke-77 sebagai Momentum untuk Melakukan Refleksi

10 Desember 2022   21:57 Diperbarui: 10 Desember 2022   22:06 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen Pribadi

Hari Guru Nasional Ke-77 

sebagai Momentum untuk Melakukan Refleksi

“ Selamat Hari Guru Nasional”. Itulah salah satu ucapan selamat yang hadir menghampiri lewat gawai pintar kita di hari guru bulan November kemarin, Lagu “Hymne Guru” dinyanyikan sebagai hadiah  sekaligus “lagu wajib” saat upacara. 

Hampir semua sekolah melaksanakan kegiatan untuk memperingati hari guru. Peringatan Hari Guru Nasional pada Jumat, 25 November 2022  mengambil tema 'Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar. Berharap sangat peringatan itu bukan hanya sekadar acara seremonial belaka, namun demikian, hari guru perlu menjadi refleksi diri bagi semua guru, apa yang sudah  kita perbuat untuk anak didik kita satu tahun ini,, tapi jauh dari itu semua, mari kita tingkatkan lagi pengabdian kita

Pada peringatan hari guru nasional, SMKN 1 Mundu Cirebon selain melaksanakan upacara, juga melaksanakan sejumlah kegiatan, yaitu pemberian apresiasi untuk guru yang dinilai berdedikasi penglepasan guru yang memasuki masa purnabakti. Kemudian dilaksanakan juga lomba foto taruna-taruni bersama walikelasnya.

Refleksi peringatan hari guru menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam momentum hari bersejarah ini, maka perlu mereflesksikan kembali apa peran guru dalam dunia pendiidikan.
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, dalam bahasa Indonesia guru umumnya merajuk profesi dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalusi peserta didik. Tugas guru adalah mengajar, makna mengajar menurut DEPSIKNAS (2003) bahwa mengajar merupakan proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Menurut Kenneth D Moore mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.

Sedangkan makna mendidik menurut Menurut Prof. Darji Darmodihar mendidik adalah menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dll. Jadi dari kedua definisi diatas maka ada dua tugas yang melekat pada profesi guru yaitu mendidik dan mengajar. Mendidik adalah proses membersihkan hati dan jiwa sementara mengajar adalah mengisi hati dan jiwa dengan ilmu.
Dalam menjalankan peran guru sebagai pendidik dan pengajar maka hal yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah

Guru harus menjadi contoh tauladan bagi peserta didik, karena apa yang dilakukan guru akan menjadi tiruan bagi peserta didik, oleh karena itu untuk merubah prilaku murid maka guru harus mampu memberikan contoh prilaku yang baik.

Guru harus mampu membentuk nilai untuk peserta didik apalagi saat ini dunia serba terhubung dengan globalisasi maka antara negara hanya di batasi oleh peraturan internasional dan aturan negara namun komunikasi, perubahan budaya lewat film, media sosial dan teknologi informasi lainnya tidak mampu dibatasi dan pengaruh globalisasi secara sosial akan mempengaruhi sikap masyarakat kearah yang negatif dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan adat ketimuran. maka perlu peran guru dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik serta nilai-nilai kebangsaan yang harus dipertahankan dalam menghadapi globalisasi.

Guru harus berwawasan, makna guru yang berwawasan adalah yang memiliki kemampuan menguasai teknologi, mengasah dan mengupdate semua perkembangan ilmu, tidak ketinggalan informasi dan selalu menyesuiakan diri dengan perkembangan zaman. Sehingga murid yang dihasilkan akan siap menghadapi realita kehidupa di dunia nyata.

Guru harus memiliki jiwa yang ikhlas, makna ikhlas adalah memberi sebanyak-banyaknya namun tidak meminta balasan. Maknanya adalah harus rela mengabdi walaupun imbalannya sedikit atau harus rela memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada perserta didik.

Secara gelar guru tidak pernah menjadi “mantan” atau “bekas” namun guru itu adalah gelar abadi meskipun ia tidak mentransfer ilmu lagi namun tetap saja dipandang sebagai guru dan selalu dihormati karena kewibawaan dan keilmuan yang ia miliki. Maka jika sekarang banyak guru yang tidak di hormati bisa saja nilai kewibawaan, ketauladanan dan keilmuannya tidak bisa di rasakan oleh peserta didik . oleh karena itu meskipun tidak lagi memgajar bagi pensiunan guru agar tetap memberikan nilai-nilai positif bagi masyarakat.
Maka jadilah seorang guru “yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tidak ada dan dikenang ketika tiada’. Maknanya ialah ia yang hadir dengan keserderhanaan, mengajar dengan kewibawaan dan penuh kasih sayang, selalu memberi inspirasi bagi peserta didik sehingga ketika ia tidak hadir maka peserta didik akan merasa kerinduan dan ketika ia tiada ia akan dikenang karena sikapnya dan buah hasil yang dihasilkan dari inspirasinya.

Untuk menjadi guru yang dicintai ketika ada, dirindukan ketika tak ada dan dikenang ketika tiada tidaklah mudah, dan tidak semua guru mampu untuk menjalankannya karena perlu kesabaran, dan mempunyai nilai-nilai kecintaan kepada peserta didik seperti yang di ajarkan dalam film laskar pelangi dengan keteguhan hati Pak Harfan sehingga muridnya sangat mencintai gurunya, merasakan kehilangan ketika ia tak datang dan mereka mengenang atas kepergian.
Melalui hari guru perlu disadari yang saat ini berprofesi sebagai guru dan yang akan menjadi guru maka perlu di refleksikan kembali bahwa peran guru bukan saja melakukan transfer ilmu pengetahuan namun harus mampu mentrasfer nilai-nilai dan juga harus mempu menjadi orang yang di tauladani oleh peserta didik.

Mari  mulailah merenung bahwa menjadi guru dipundak kita mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki generasi bangsa dan mengubah karakter generasi bangsa menuju ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan bangsa yang mempunyai nilai-nilai. Semoga tulisan ini menjadi refleksi kita semua untuk memperbaiki kualitas pendidikan Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun