Mohon tunggu...
sa ia
sa ia Mohon Tunggu... -

sa ia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Debat Singkat

12 Maret 2012   18:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat dini hari selasa, diperkirakan kejadian debat singkat antara sa ia dan adik terjadi pada jam 7 malam ke atas pada senin malam tadi. Berita di TV swasta salah satunya adalah tentang kenaikan harga BBM yang menjadi topik debat singkat dengan durasi sekitar 4 menit saja. Perbedaan sudut pandang biar sedarah tapi tetap saja beda isi kepala karena perbedaan background pendidikan dari segi formal dan pengalaman yang di dapat di lingkungan sekolahan dan organisasi serta bervariasinya background teman sendiri dari segi informal yang kemudian membentuk sisi pola pikir yang sedikit berbeda namun dengan hasil akhir atau bertujuan sama, mungkin ini terjadi juga pada keluarga di dalam rumah anda, warung tempat nongkrong dengan fasilitas TV atau minimalnya radio lebih minim lagi koran di sekitar lingkungan anda, mungkin juga antara sopir angkutan kendaraan dengan penumpang atau kenek/kenack/calo? pada saat perjalanan anda pergi.

Singkat saja adik memegang remote TV dan berhenti pada satu berita yang selalu muncul dan muncul lagi yang membuatnya sontak mengeluarkan komentar yang sulit bagi sa ia untuk menjadi solusi secara cepat. Menurutnya apakah BBM ( premium, solar, pertamax ) begitu penting?, kenapa tidak orang-orang naik becak, berjalan kaki, berkendara sepeda. Harus ada sumber bahan energi baru, tidak lama lagi minyak di indonesia pasti akan habis. Sa ia menjawab bahwa minyak di indonesia bukan hanya WNI yang menggunakannya, adik langsung memotong yang menurutnya walau bagaimanapun minyak di indonesia pasti habis. Sa ia mencoba memberikan pemahaman kepada adik yang sedikit tidak peduli dengan apa yang sa ia katakan (adik idealis dan tidak ingin bersentuhan dengan politik)bahwa, minyak adalah media dari suatu politik atau politik menjadi media untuk mengejar suatu tujuan yaitu minyak.

Sedikit memperjelas bahwa adik menginginkan adanya atau ditemukannya suatu inovasi. Paling buruknya dari satu sisi di sisi lainnya lebih baik kita semua kembali kepada kendaraan yang sedikit tradisional. Adik berkata dengan yakinnya pasti banyak kembali lapangan pekerjaan bagi orang-orang, kemudian adik bilang ngantuk, pergi dan masuk kamarnya. Selesailah debat yang terjadi saat itu, dengan penjelasan dari sa ia yang belum selesai dan masih tersimpan sebelum tidur malam ini. Mohon maaf  sa ia tidak bisa tidur karena belum puas mengeluarkan isi kepala. Terimakasih kalau sudah ada yang sudi membaca.

Sa ia mungkin sedikit setuju mengenai adanya sumber energi baru, bahkan sa ia sangat mendukung, tapi apakah energi baru tersebut? apakah bisa ditemukan dengan waktu yang singkat? jika sudah ditemukan atau memang sudah ada, apakah bisa diproduksi secara masal dan didistribusikan secara baik dan benar ke setiap penjuru kepulauan indonesia?

Adik jika kamu membaca tulisan ini semoga menjadi sumber inspirasi baru dan sedikit merekondisi pola pikir yang sudah ada agar menjadi lebih baik dari sa ia.

Kenaikan harga BBM mungkin dipicu kembalinya PEMILU yang akan diselenggarakan, itu menurut orang lain bukan sa ia karena sa ia belum selesai menjelaskan tadi, bahwa minyak menjadi media politik di dalam negeri namun politik adalah media untuk mendapatkan minyak secara kebutuhan internasional. Mungkin benar untuk di indonesia bahwa BBM menjadi media polotik tapi bisa jadi salah, yang pasti jika itu benar harus ditemukan siapa? ? atau siapa saja? ? otaknya? ? atau sistem? ? rasanya tidak mungkin.

Kenaikan harga BBM memang harus dilakukan karena persaingan pasar di indonesia kini sudah bukan nasional tetapi internasional dan anggaran untuk subsidi BBM sudah bisa dibilang kini hampir tidak mencukupi dari yang saya lihat dan dengarkan di TV (sa ia gak ingat siapa nama tokoh dari wayangnya). Sa ia sendiri tidak bisa menghitung berapakah harga pasaran bensin premium yang dijual oleh perusahaan negara bila di sejajarkan dengan diluar negeri entah di negara manapun itu, kalaupun terjadi harga BBM naik berarti sudah tidak ada BBM subsidi?. Apakah diluar negeri bensin kualitas premium memang ada? karena saya tidak pernah beli bensin premium di Australia, Malaysia, Bruneidrrslm, Kamboja, Rusia, Dll  kalau ada berapa jika dirupiahkan? Apakah anda yang membaca tulisan di paragraf  ini pernah membeli bensin yang kualitasnya sama dengan premium di SPBU yang tentunya bukan berasal dari perusahaan milik negara atau dalam negeri? jika ada, dimana? berapa harga 1 liternya? tentunya beli di indonesia bukan di luar negeri.

Jika sa ia terpancing dengan pemikiran pada BBM, bahwa BBM yang kita beli sudah di subsidi oleh negara. Singkat saja, seharusnya anggaran subsidi bukan menjadi suatu alasan harga BBM naik. Sikat saja, orang ataupun sistem yang merumuskan harga BBM naik.

Adik benar masalah inovasi, tapi jika dalam waktu singkat ini bukan solusi tepat. Indonesia negara kaya dan sa ia yakin. Berapakah jumlah pajak yang harus dibayarkan setiap orang setiap harinya mulai dari seseorang tersebut bangun dan kembali tidur? pajak bumi, pajak kendaraan, pajak permen yang dia beli di warung atau super market, gaji yang di potong pajak, pajak angkutan kendaraan umum yang bisa beroperasi dengan jalurnya atau trayeknya, baju yang dia beli, sepatu yang dia beli, makanan dan minuman, belum ditambah pajak perusahaan yang memproduksi benda-benda yang dipakainya atau dikonsumsinya.

Berapakah keuntungan (%) dari setiap perusahaan asing yang berada di indonesia? dan berapa untuk negara?   Setiap kekayaan yang diolah; kelautan,pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, kebudayaan atau kepariwisataan. Apakah memang ada sumber daya atau kekayaan milik indonesia yang belum maksimal penggarapannya? atau sumber daya manusianya? tidak mungkin orang indonesia bodoh.

Mungkin itu saja dari sa ia, semoga adik baca.

Sa ia ingin tahu mungkin adik juga, berapakah jumlah hutang negara indonesia keseluruhannya, jika dibagi kepada setiap warga negara indonesia yang masih hidup bahkan baru 1 jam lahir. Ataukah mungkin jika pengelolaannya benar, hutang tersebut sudah lunas, dan setiap warga negara indonesia yang masih hidup atau baru 1 jam lahir mendapatkan biaya atau keuntungan dari negara entah dari bentuk benda, uang tunai, beasiswa, Dll. Tidak pandang warga negara tersebut miskin atau kaya, pintar, pandai, cerdas atau tidak. Karena yang sa ia dengar selalu BLT, beasiswa yang pengurusannya dilampirkan surat keterangan kemiskinan dari rt atau pejabat setempat. Sa ia dan adik, kita berdua harus membuka mata bahwa masalah yang terjadi tidak serumit rumus, data statistik, atau ide-ide sains yang adik kerjakan setiap harinya.

Masalah sederhana, tentang martabat, harga diri, kekuasaan, harta, tahta, kehidupan dunia, gengsi yang diperebutkan. Adik sekiranya jika kita lahir sama pada saat zaman dimana kakek kita menjadi tentara gerilya, tentu mudah untuk mengatasi ketakutan dan keraguan karena musuh kita bukan berasal dari bangsa kita. Namun kita harus bangga dan yakin untuk tetap kuat, sabar juga semangat walaupun musuh kita adalah bangsa kita sendiri bahkan jika itu saudara kita sendiri ataupun pemimpin kita. Jika suatu saat sa ia menjadi penghianat bangsa dan negara, sudinya adik menampar sa ia atau apapun boleh walaupun kakak sendiri agar tidak dapat diperalat atau tunduk pada godaan kecil yang menjadi masalah sederhana. terimakasih.

Jika terjadi BBM naik semoga muncul pemimpin yang bukan menurunkan harga BBM tapi menurunkan jumlah hutang negara, dan lebih mementingkan perut warga negara dari pada perut sendiri dan negara lain.

Semoga hari selasa menjadi hari yang lebih indah dan lebih mudah dari hari senin, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun