Sa ia ingin tahu mungkin adik juga, berapakah jumlah hutang negara indonesia keseluruhannya, jika dibagi kepada setiap warga negara indonesia yang masih hidup bahkan baru 1 jam lahir. Ataukah mungkin jika pengelolaannya benar, hutang tersebut sudah lunas, dan setiap warga negara indonesia yang masih hidup atau baru 1 jam lahir mendapatkan biaya atau keuntungan dari negara entah dari bentuk benda, uang tunai, beasiswa, Dll. Tidak pandang warga negara tersebut miskin atau kaya, pintar, pandai, cerdas atau tidak. Karena yang sa ia dengar selalu BLT, beasiswa yang pengurusannya dilampirkan surat keterangan kemiskinan dari rt atau pejabat setempat. Sa ia dan adik, kita berdua harus membuka mata bahwa masalah yang terjadi tidak serumit rumus, data statistik, atau ide-ide sains yang adik kerjakan setiap harinya.
Masalah sederhana, tentang martabat, harga diri, kekuasaan, harta, tahta, kehidupan dunia, gengsi yang diperebutkan. Adik sekiranya jika kita lahir sama pada saat zaman dimana kakek kita menjadi tentara gerilya, tentu mudah untuk mengatasi ketakutan dan keraguan karena musuh kita bukan berasal dari bangsa kita. Namun kita harus bangga dan yakin untuk tetap kuat, sabar juga semangat walaupun musuh kita adalah bangsa kita sendiri bahkan jika itu saudara kita sendiri ataupun pemimpin kita. Jika suatu saat sa ia menjadi penghianat bangsa dan negara, sudinya adik menampar sa ia atau apapun boleh walaupun kakak sendiri agar tidak dapat diperalat atau tunduk pada godaan kecil yang menjadi masalah sederhana. terimakasih.
Jika terjadi BBM naik semoga muncul pemimpin yang bukan menurunkan harga BBM tapi menurunkan jumlah hutang negara, dan lebih mementingkan perut warga negara dari pada perut sendiri dan negara lain.
Semoga hari selasa menjadi hari yang lebih indah dan lebih mudah dari hari senin, amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H