Mohon tunggu...
Satrio Ra Nduwe Aji
Satrio Ra Nduwe Aji Mohon Tunggu... -

..Seneng Misuh... Tapi Ra Seneng Musuh (an)...

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS yang Semakin Pudar

18 Agustus 2014   20:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:13 2626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer : Tulisan ini tidak bertujuan untuk menyudutkan salah satu penganut ajaran tertentu, tetapi sebuah bentuk keprihatinan dari berubahnya salah satu aset bangsa (PKS) menjadi sosok yang sulit dipahami lagi warnanya.

KAMMI Sebagai Cikal Bakal PK

Pada masa gerakan 98, hampir seluruh mahasiswa bergerak untuk menentang Suharto, mereka membuat kelompok-kelompok yang merepresentasikan ideologi dan kepentingan mereka, tidak hanya kelompok lama (PRD, Kacang Panjang, Forkot dll) atau organisasi yang telah mapan (PMII, GMNI, HMI dll), tapi juga kelompok-kelompok baru, bahkan kelompok Mahasiswa yang tergabung gerakan Tarekat mendeklarasikan bentuknya menjadi kesatuan aksi mahasiswa muslim indonesia (KAMMI) yang dimotori oleh Ahmad Sumargono.

Dalam gerakan mahasiswa 98, KAMMI memberikan warna tersendiri, bukan hanya berseragam berbeda tetapi dengan tuntutan yang berbeda pula disamping menuntut turunnya Suharto, yaitu pelaksanaan Piagam  Jakarta, khususnya terkait dengan Pelaksanaan Syariah Islam bagi Pemeluknya. Tuntutan ini membuat kepincut beberapa kelompok mahasiswa khususnya mahasiswa takmir masjid yang sebenarnya bukan anggota kelompok Tarekat manapun akhirnya bergabung ke dalam KAMMI, bahkan sampai hari ini.

Pergerakan mereka yang militan dan dimotori kaum muda yang tentunya saat ini sudah menua seperti Fahri Hamzah dkk, menjadi daya tarik tersendiri, bahkan mereka pada 1998 mentransformasi dirinya menjadi Partai Keadilan (PK), dengan pimpinan Nurmahmudi Ismail, dengan tujuan yang mulia memberantas KKN dan menegakan Syariat Islam bagi pemeluknya.

PKS ketika masih PK

Citra PK saat didirikan sangat bagus, sangat anti korupsi, kolusi dan nepostisme dan memegang Syariah Islam dengan sangat teguh, bahkan pandangannya tentang Poligami saat itu adalah negatif artinya menentang Poligami, terbukti mereka sempat menentang AA Gym untuk Poligami.

Pada saat pemilu pertama di Era Reformasi, sayangnya suara PK sangat kecil dan tidak menembus Parlementary treshold. jadinya mereka teranulir tapi perjuangan mereka untuk memberantas KKN dan mengembalikan Pancasila seperti aslinya yang termuat di Piagam Jakarta sangat kuat, sehingga menimbulkan simpati yang luas, khususnya pada mahasiswa masjid, dengan konsep partai kader dan 1 kader menduplikasi menjadi 4 kader baru, membuat gerakan mereka sangat masif, ya mereka berhasil mengembangkan kader dengan jumlah yang sangat besar bahkan menggeser PBB yang sebenarnya memiliki ideologi yang sama.

Transformasi PK menjadi PKS

Pada saat awal dideklarasikan menjadi PKS, citra yang dimiliki oleh PK sangat baik, sebagai partai putih yang benar-benar putih, HNW telah menunjukkan pola hidup yang sangat sederhana sebagai seorang ketua MPR, berangkat ngantor dengan Bus umum dan rumah sederhana di Pasar Minggu menjadi daya tarik yang kuat bagi masyarakat untuk mendukung PK. Benar, citra yang dimiliki oleh PK saat itu sama dengan citra yang dimiliki oleh seorang Jokowi saat ini.

Muncul kerelawanan dari masyarakat untuk mendukung PK menjadi partai besar dengan sangat masif, bukan hanya di kalangan muda, kalangan birokrasipun sempat terkiwir-kiwir dengan gerakan PK ini. Masalah mulai muncul ketika PK yang telah berubah menjadi PKS menerapkan program baiat untuk menjamin kesetiaan dari pendukung dan kadernya, sebagian besar relawan non partisan loncat dan meninggalkan PKS, hal ini diperparah dengan mulai munculnya penyimpangan perilaku menurut kaca mata norma ketimuran dari para pengurus PKS yaitu mempertonotonkan kekayaan dan mengoleksi Pushtun. Ya pada titik ini muncul gerakan balik kucing dari seluruh kader abal-abal PKS, baik yang sudah dibaiat apalagi yang belum dibaiat untuk keluar dari PKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun