Mohon tunggu...
So͞oˌī ˈJenərəs
So͞oˌī ˈJenərəs Mohon Tunggu... Netpreneur -

No one is more hated than he who speaks the truth (Plato)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Polah Bapa Malah Bungah

31 Agustus 2015   10:12 Diperbarui: 31 Agustus 2015   10:12 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasan kami sendiri tidak mengenalkan bela diri (seni) kepada anak sebelum usia 5 tahun kembali pada filosofi, keyakinan serta hasil studi yang banyak kami baca bahwa memang secara alamiah anak seusia anak kami masih belum memiliki insting membela diri. Oleh karena wajarnya anak sesusia ini memiliki persepsi tulus dan positif terhadap sesama maupun orang lain maka kami berusaha membiarkannya demikian. Biarkan dia memiliki kepercayaan positif terhadap orang lain, biarkan dia melihat kebaikan pada diri orang lain.

Jangankan mengajar teknik beladiri atau menghadapi pem-bully seusianya, tontonan kekerasan di film kartun saja tak pernah kami berikan. Bahkan sampai saat ini dia hampir tak pernah menonton televisi kecuali Teletubbies dan Barney yang menurut kami tidak mempertontonkan kekerasan dalam bentuk apapun.

Kembali lagi, dengan latar belakang pemikiran demikian bisa dibayangkan bukan betapa terkejutnya anak kami dan bahkan kami sendiri ketika mengalami kejadian beberapa hari lalu. Kejadian dimana anak yang secara alamiah mestinya masih jauh dari sikap agresif dan kekerasan melakukan agresi demikian?

Dalam usia ini orang tua yang sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan diri si anak dan saya akui saya sempat lengah. Meski setelah kejadian tersebut saya lebih waspada ketika ada anak lain mendekat ke anak saya. Namun kedongkolan dalam hati saya sebenarnya lebih ditujukan pada orang tua si anak. Dimana keberadabannya? Dimana nuraninya sebagai manusia lebih-lebih sebagai orang tua?

Apakah di Negeri ini nilai-nilai seorang laki-laki memang masih dilekatkan pada nilai-nilai jaman manusia gua? Agresif, terobsesi melakukan hal-hal ekstrem, tapi melempem ketika harus melakukan tanggung jawab sejatinya sebagai laki-laki seperti menjadi suami dan ayah yang sebenarnya?

Children Learn What They Live, If children live with hostility, they learn to fight (Dorothy Law Nolte)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun