Tapi kalau kalian ingin lebih memastikan kebutuhan gizi kita sudah sesuai atau belum, baiknya pergi ke dokter ahli gizi. Nanti kalian akan dicek indeks masa tubuhnya dan dokter akan memberikan saran, apa saja makanan yang harus dikonsumsi untuk memperbaiki gizi kita. Jangan sampai tubuh kekurangan vitamin apa ehh yang rutin kita konsumsi apa, jadi gak nyambung.Â
Enak ya orang dewasa bisa mengukur sendri kebutuhan gizi tubuhnya. Seperti yang saya sebut diatas, bagaimana dengan remaja, anak atau bahkan balita?
Cegah Stunting Selalu Penting
Dari sebuah acara webinar bertema "Cegah Stunting Selalu Penting" yang diselenggarakan Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kamis 3 Februari 2022 saya mempunyai pandangan, untuk kebutuhan gizi remaja, anak-anak dan balita harus mendapat intervensi dari luar dalam hal ini orang tua terkait pola makan.
Webinar untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-62 tahun 2022 ini dihadiri oleh istri menteri kesehatan ibu Ida Budi G. Sadikin dan Direktur Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ibu Dr.Rr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA serta narasumber baik dari, swasta (UNILEVER), yayasan (TANOTO FOUNDATION) dan organisai dunia (UNICEF) yang peduli akan kesehatan masyarakat khusus pada anak dan balita.
Bayi baru lahir sangat membutuhkan asupan gizi yang tepat, terlebih di 1000 hari (3 tahun) awal kehidupan. Jadi peran orang tua sangat penting agar tumbuh kembang anak menjadi lebih maksimal, sehingga bisa menjadi sosok penerus bangsa yang hebat di kemudian hari.
Saya akan jabarkan informasi penting dari ketiga narasumber utama pada webinar tersebut dan tidak akan membahas ciri-ciri stunting pada anak, karena sudah banyak literasi mengenai hal ini di dunia maya. Tinggal search keyword "Ciri Stunting Pada Anak" akan muncul ratusan informasi. Saran saya, baca dari sumber terpercaya, bisa langsung dari web kemenkes, media mainstream atau dari personal blog.
Temuan Tanoto Foundation sangat menarik, masih banyak yang beranggapan jika balita dibawah 6 bulan sudah bisa memakan (buah yang dihaluskan) adalah sebuah prestasi. Padahal itu belum waktunya diberikan. Lambung bayi masih kecil pada saat umur dibawah 6 bulan, sehingga cukup diberi ASI secara rutin.
Saya pernah mengingatkan teman seorang ibu muda umur 20 tahun yang konten instastorynya sangat bangga memberikan makanan saat si bayi baru berumur 4-5 bulan. Beruntung dia tidak marah, malah berterima kasih dan kemudian berkonsultasi ke bidan/dokter tempatnya si bayi dilahirkan. Ini ibu muda di kawasan jabodetabek loh ya.
Temuan lainya adalah Ibu muda merasa lebih merasa aman dan mudah jika memberikan makanan bayi kemasan karena merasa sudah diformulasikan untuk bayi dan jelas takarannya. Bisa jadi alasannya adalah simple, keterbasan waktu dan lebih ekonomis dari sisi harga. Padahal makanan sehat untuk bayi banyak disekitar kita, mulai dari ikan, telur bahkan daun kelor.
UNICEF memberi rekomendasi untuk memperbaiki asupan gizi pada anak, yaitu konsumsi makanan bergizi secara rutin setiap kali makan terutama bahan panganan lokal. Brokoli dan ikan salmon memang baik, tapi ada substitusi bahan pangan lokal disekitar kita yang harganya jauh lebih terjangkau.