Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hoaks Tak Berujung di Masa Pagebluk yang Tak Kunjung Meredup

21 Juli 2021   16:50 Diperbarui: 22 Juli 2021   08:53 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi gini, konsep vaksin bukan memasukaan penyakit kedalan tubuh. Jadi kalau ada ada yang habis vaksin, 1 atau 2 hari kemudian dia positif berarti dia terinfeksi sebelum Vaakkssinnn...!! PAHAMMM GAAKK..!? BUKAN GARA-GARA VAAKSINNYYAA. 

Kalau tertular saat sedang vaksinasi bisa gak? Karena harus antrian dengan orang banyak? Bisa aja, tapi bukan karena kandungan vaksinnya yang membuat kita jadi positif.

Terus vaksin itu adalah chip, haduhhh kebanyakan nonton ROBOCOP, Starwars, Avengers atau apalah orang-orang yang percaya sama hoaks ini. Beruntung saya punya teman-teman yang malah menjadikannya objek becanda media sosial, "Broo ijin ya broo,... Gw mau pasang chip dulu, biar ngambil duit di ATM Cuma nempelin jidat doang".

Terkait isu pasien yang meninggal setelah divaksin, harus diakui memang ada. Tapi bukan berarti vaksin ini dibuat untuk membunuh, adapun kasus meninggal lebih karena faktor kesehatan pasien yang sedang dalam kondisi kurang maksimal saat vaksinasi.

Agar kita tidak terjebak mendapatkan dan menyebarkan hoaks ada baiknya referensi sumber beritanya dari media mainstream atau para ahli yang benar-benar terpercaya. Ataupun dari webinar yang sering diadakan kementerian bekerjasama dengan beberapa LSM atau universitas. Seperti webinar yang saya ikuti beberapa waktu lalu yang mengangkat tema "No Hoax: Vaksin Aman Hati Nyaman", kerjasama antara Ditjen IKP Kominfo dan Prodi Ilmu Komunikasi UPH.

Beberapa ahli yang yang menjadi narasumbernya adalah Prof. Dr. Widodo Muktiyo (Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Kemkominfo), dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. (Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kementerian Kesehatan), dan Dr. Benedictus A. Simangunsong, S.IP., M.Si. (Ketua Prodi Magister Komunikasi UPH).

webinar-hoaks-60f8cf8d1525100edd27b292.png
webinar-hoaks-60f8cf8d1525100edd27b292.png
Melawan pandemi ini tidak bisa dengan mempercayai hoaks dan ikut menyebarkannya, karena itu justru memperparah. 

Kita harus bersama-sama mulai dari yang sederhana yaitu disiplin protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Sektor lain biar dipikirkan oleh pemerintah daerah maupun pusat, sambil kita terus berdoa kepada Tuhan agar selalu diberikan kemudahan.

Sebelum berperang, kita harus ikhlas mengakui bahwa virus ini ada, lalu menerima takdir bahwa pandemi ini cobaan yang diberikan Tuhan agar kita menjadi sosok yang lebih baik.

Siap berperang? Saya selalu siap, biar tidak adalagi PPKM diantara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun