Lalu bagaimana dengan Kompasiana..?.
Kompasiana awalnya sebuah rubrik di kompas cetak yang di tulis oleh PK.Ojong. isinya tentang permasalahan yang sedang terjadi saat itu. Tulisan PK.Ojong di rubrik Kompasiana pun sudah pernah di bukukan.
Berbicara masalah buku, saya jadi teringat kompasianer muda Syifa Annisa, yang beberapa waktu lalu dengan antusias memposting di linimasa FB, saat dirinya menemukan buku Pk.Ojong berjudul Kompasiana. Buku ini ditemukan di sebuah lapak buku bekas di daerah Blok M. Seru..!.
Kompasiana saya yakin akan terus bertahan, dukungan kompasianer sangat nyata di setiap event. Semangat mereka tidak pernah luruh untuk menulis di kompasiana.
Kesetiaan dan ketulusan kompasianer harus di sikapi serius oleh semua punggawa admin di kompasiana dan management, jadikan mereka semua sahabat, teman dekat atau bahkan seperti keluarga.
Bersualah saat ada waktu, bergembira bersama dan bercengkrama tanpa ada jarak tidak hanya saat ada event bersponsor. Sehingga ikatan batin yang terjadi tidak sebatas transaksional.
Mungkin sulit untuk mengajak jutaan kompasianer bertemu dan bercengkrama sekaligus, tapi minimal dari komunitas yang ada di kompasiana bisa menjadi langkah awal untuk memulai.
Tapi harap di ingat, ini semua harus di support penuh oleh top level management Kompas Group. Karena, kalau admin sudah punya banyak gagasan kreatif tapi terhambat birokrasi korporasi itu tidak akan menjadi sebuah solusi berarti.
Semoga Kompasiana, tanpa Pepih Nugraha di tahun 2017 bisa menjadi lebih baik lagi, terutama mengenai sistem yang acapkali error di tahun 2016 ini.
Semoga para admin di beri kesehatan, kebahagian dan kesabaran menghadapi jutaan Kompasianer yang berkeluh kesah, dan semoga semua admin juga di angkat menjadi karyawan tetap, agar semangat kerja makin berlipat-lipat. (saya yakin banyak admin yang mengucap "amin" dalam hati).
Selamat Tahun Baru 2017.