![Hari kedua saat menuju ke bendungan jatiluhur saya berkesempatan menjajal performa TVS Apache 180. Sumber foto: Admin Kompasiana/Olahdigital Minor by me](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/17/tvsjoyride-10-57dd070b6523bd46404f1892.jpg?t=o&v=555)
Ternyata benar TVS Apache ini tidak dalam kondisi sempurna, tidak sesempurna motor yang keluar pabrik atau minimal motor lain yang di bawa TVS JoyRide kali ini. Dan ternyata memang semua motor yang kami bawa adalah motor yang sudah digunakan untuk test ride maupun event TVS, jadi bukan motor baru. Bahkan ada motor TVS Apache 200 yang sudah dibawa keliling menjelajah wilayah garis equator.
Hmmmm jadi pengen ngerasain motor gress keluaran TVS nih.
Sebenarnya TVS Apache 180 ini lebih bertenaga dengan kapasitas mesin yang lebih besar, ini saya rasakan saat melibas jalur menuju bendungan Jatiluhur. Sayangnya saya agak ragu untuk mengambil tikungan tajam karena kondisi motor, selain itu karena trauma pernah terjatuh dari motor saat menikung membuat saya jadi lebih hati-hati jika kondisi motor tidak fit.
![Saya tidak berani memaksa untuk bermanuver di track menuju bendungan Jatiluhur karena kondisi motor yang menurut saya tidak sempurna. Sumber foto: Admin Kompasiana/Olahdigital Minor by me](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/17/tvsjoyride-7-57dd07f50e93733e678ef2a0.jpg?t=o&v=555)
Nah bagi pecinta touring, TVS Apache 160 dan TVS Apache 180 pilihan yang sangat tepat. Tampilannya yang berisi, posisi duduk dan jok yang nyaman membuat kita betah berkendaraan. Bahkan untuk penggunaan dalam kota, motor ini masih bisa diandalkan. Sayangnya saya tidak terlalu suka desain headlampnya, terlalu rumit dan terkesan besar di bagian kepala. Mungkin karena ada semacam windshield di atasnya batok lampu yang membuat terlihat jadi heboh. Berbeda dengan headlamp TVS Apache 200.
Nah untuk TVS Apache 200 jagoannya Joe Taslim ini, saya acungin jempol untuk desain. Gahar, macho dan headlampnya lebih simple. Jadi mengesankan cowo keren yang gak mau ribet. Desain kursi double seater juga menambah kesan motor balap semakin lekat. Yang pasti bakal keren di ajak nogkrong, walau untuk saya (melihat tinggi badan) agak sangsi untuk dibawa sebagai motor harian.
![Kesempatan berharga bisa menjajal beberapa varian TVS. semoga TVS bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Sumber foto: Admin Kompasiana/Olahdigital Minor by me](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/17/tvsjoyride-9-57dd086ab77a61cc4916bab2.jpg?t=o&v=555)
Karena dengan harga motor diatas 20jutaan, konsumen pasti butuh kemudahan untuk sekedar cek mesin rutin dan konsultasi tentang motor mereka. Faktor plus ini yang dipunya dan jadi keunggulan para pabrikan jepang jauh mengungguli TVS , wajar saja sih mereka hadir jauh lebih dulu di tanah Indonesia.
Tapi tidak ada kata yang tidak mungkin, dengan kualitas dan teknologi saya yakin TVS punya pangsa pasar tersendiri di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI