[caption caption="Eddy Soeparno Sekjen PAN 2015-2020 (sumber foto; www.eddysoeparno.com)"]
Tapi Eddy Soeparno juga menegaskan bahwa, seorang pemimpin juga harus menjadi sari tauladan bagi seluruh warganya. Rasanya kurang elok kalau seorang pemimpin berbicara kasar di depan umum, terlebih warga Jakarta merupakan penduduk yang heterogen dengan berbagai latar belakang budaya. Dan gaya bicara Ahok yang cenderung kasar bisa menyakiti perasaan yang mendengarnya.
Mengenai siapa yang akan diusung PAN pada pilkada DKI nanti, Eddy Soeparno sedikit memberi gambaran. “PAN yang hanya mempunyai 2 kursi di DKI cukup tahu diri untuk tidak mencalonkan nama dari internal partai. Tapi melihat probabilitas calon yang masih tinggi, diakui PAN sudah melakukan simulasi mengenai nama-nama yang sekira berpeluang dan berpotensi untuk di usung nantinya.”
Mengenai Ahok yang maju lewat jalur independen, Eddy Soeparno bersikap. “Idealnya calon gubernur memiliki keterwakilan dari sebuah partai politik atau koalisi dari berbagai partai politik yang ada, walau saat ini PAN masih terbuka untuk semua kemungkinan”. Hal ini didasari bahwa dinamika bursa calon gubernur saat ini masih sangat cair. Contohnya apakah Sandiaga Uno jadi di dukung Gerindra, atau apakah nanti bakal ada nama calon lain?.
Ditambah partai besar seperti PDIP yang belum menentukan sikap, yang membuat konstelasi politik masih sulit untuk diprediksi. Dan PAN sebagai “anak bawang” di perwakilan DKI hanya bisa menunggu sambil mengumpulkan nama-nama calon yang sesuai kriteria internal partai.
Semoga Jakarta mempunyai pemimpin yang mempunyai konsep pembangunan kota yang jauh kedepan. Tidak hanya untuk 10 tahun saja, tapi kalau bisa sampai 100 tahun kedepan. Pilih pemimpin yang mempunyai konsep pembangunan kota yang jelas. Jangan pilih pemimpin hanya berdasarkan sosok, suku, agama dan ras yang hanya akan membutakan cita-cita objektif kita untuk menciptakan Jakarta yang lebih baik untuk anak cucu kita.
Ingat, ….Anak Cucu kita..!!!. Bukan hanya kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H