Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Worker for Photograpy, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Datsun Risers Expedition; Catatan Kecil Perjalanan Para Risers

25 Januari 2016   14:38 Diperbarui: 25 Januari 2016   17:26 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Moment indah di awal tahun 2016"][/caption]11 Januari 2016, Kalimantan Kami Datang

Pengalaman 5 hari yang luar biasa bersama Datsun Risers Expedition Jelajah Kalimantan etape 1, setidaknya bagi saya pribadi. Bagaimana tidak, ini adalah kunjungan kedua saya di pulau borneo setelah kurang lebih 6 tahun lalu menjejakkan kaki di Palangkaraya. Namun kunjungan perdana ini hanya sebatas tugas, setelah tugas selesai saya pun harus angkat kaki. Tidak bisa menikmati dan merasakan keindahan pulau yang dilewati oleh garis ekuator ini.

Akhirnya di awal 2016 ini untuk kali kedua saya berkesempatan berkunjung ke tanah Borneo. Difasilitasi oleh Kompasiana dan Datsun Indonesia melalu event bertajuk Datsun Reisers Expediton (DRE) Jelajah Kalimantan etape 1, saya yakin kunjungan kali ini pasti jauh lebih berkesan.

Dari awal, tanda-tanda bahwa perjalanan ini akan sangat luar biasa sudah mulai terlihat. Walaupun pada saat mendaftar saya tidak sepenuhnya yakin bisa terpilih karena saya tahu, banyak kompasianers yang track record dan karya tulisnya luar biasa ketimbang saya yang baru berkecimpung di kompasiana 1 tahun belakangan.

Saya tahu terpilih sebagai peserta DRE Jelajah Kalimatan Etape 1 saat sedang berbincang dengan mas Rahab Ganendra di parkiran markas besar Kompasiana. Secara tidak sengaja saya bertemu dan ngobrol sejenak dengan bos Madyang (Makanan/Kuliner) Kompasiana. Mas Rahab juga yang membacakan siapa saja kompasianer yang beruntung berikut pembagian timnya. Ini jadi tanda pertama bagi saya bahwa perjalanan ini akan jadi luar biasa.

Karena apa..?

Di kompasiana siapa yang tidak kenal bang R Gapey Sandy, sosok ini selalu menulis dengan data yang akurat, lengkap dan konfrehensif. Tidak jarang tulisannya diganjar menjadi yang terbaik di beberapa event blogcompetition. Prestasi terakhirnya adalah ketika (mungkin) menjadi blogger pertama di Indonesia yang di ajak kunjungan kerja presiden Indonesia, Joko Widodo. Dan sebenarnya merupakan sebuah keberuntungan bagi saya saat mengetahui bang Gapey menjadi teammate kami. Karena saya pasti bisa banyak belajar dari sosoknya.

Lain lagi cak Arif Khunaifi, Pria Surabaya jebolan pesantren ini selain aktif menulis, mengajar di pesantren juga membuka usaha produksi peci atau kopiah setinggi 17cm. Angka 17 diambil bukan tanpa alasan, ini merujuk pada 17 Ramadhan dan 17 Agustus. Sebuah symbol keagamaan dan nasionalisme yang di jadikan satu dan berusaha diselaraskan untuk kejayaan NKRI. Dan mas Arif juga merupakan teammate kami. Walau saya belum pernah bertemu secara langsung tapi dari Filosofi peci 17cm-nya saja saya bisa tahu mas Arif sosok yang luar biasa dan bisa memandang sesuatu dari sisi yang berbeda.

[caption caption="Jodohlah yang membuat kami bertemu di Tim Risers 5"]

[/caption]

Lengkaplah Tim kami di isi oleh sosok-sosok luar biasa, sekali lagi saya semakin yakin ini akan jadi perjalan awal tahun yang luar biasa. Tim Risers lainpun tak kalah hebat dengan berbagai background pendidikan, profesi dan keahlian yang mampu membuat perjalan sejauh 615km ini menjadi makin luar biasa. Untuk profil Risers yang lain, akan saya ceritakan di bagian lain tulisan ini.

11 Januari 2016 pukul 10.00 Wita Kalimantan Yang Cerah

Akhirnya para Risers untuk pertama kali dipertemukan di bandara Sepinggan Balikpapan secara full team. Uniknya hanya risers 3 yang sudah fullteam dari sejak keberangkatan, bahkan risers 1 pun kalau saja tidak ada perubahan formasi tim di detik-detik terakhir besar kemungkinan baru bertemu dengan team secara utuh di Bandara Sepinggan seperti para Risers yang lain.

Adalah Kang Arul si Dosen galau yang menjadi risers di detik-detik terakhir karena salah satu peserta tidak bisa mendapatkan ijin dari perusahaan tempat dia bekerja. Sosok-sosok yang ada di Risers 1 ini bisa dibilang tim yang komplit. Ada Kang Fajar pengurus pesantren di Jawa Barat, Kang Arul pengajar diberbagai universitas di jakarta dan Bang Shandy PNS Pemrov DKI yang sedang meniti S2. Ngeri kalau lihat komposisi dan background kependidikan dari Risers 1. Dan merekapun terlihat konsisten dari awal memakai ikat kepala khas Jawa Barat. Kompak dan antusias terutama saat kang Arul mengambil stock video.

[caption caption="Riser 1; Kang arul, Kang Fajar dan Mas Adam kombinasi komplit dengan berbagai macam latar belakang yang bergerak didunia pendidikan dan yang sedang menyelesaikan S2nya"]

[/caption]

Perjalanan dari Balikpapan menuju dealer di Samarinda para Risers masih dipandu oleh driver guide yang disediakan oleh panitia, karena memang secara resmi kami baru dilepas/flagoff dari Samarinda. Disepanjang perjalanan yang mencolok adalah, banyaknya budidaya buah naga di kiri-kanan jalan. Dari yang berupa perkebunan besar atau hanya sekedar di pekarangan rumah.

Kami juga melewati sebuah daerah yang diberi nama Bukit Soeharto. Sebuah wilayah semacam hutan atau bukit dengan jalan yang cukup berliku, sayangnya saya tidak dapat informasi ikhwal penamaan dari Bukit Soeharto tersebut karena kami hanya selintas lewat.

Dan untuk kali pertama saya akhirnya bisa melihat sungai Mahakam, sungai sepanjang 900km dan titik kedalaman bisa mencapai 50 meter ini sungguh menakjubkan. Baru kali ini saya melihat kapal besar melintas di sungai, mungkin sedikit norak tapi itulah saya.

Sampai di Dealer Nissan para Risers diarahkan untuk istirahat makan siang dan shalat. Lalu para risers dikumpulkan dalam satu ruangan untuk briefing mengenai etika berkonvoi dan keselamatan dalam berkendaraan. Mas Aris “Jambul” yang juga pimpinan Otomania kompas.com memberikan sedikit wejangan, satu yang masih saya ingat adalah mempraktikan system kerja rem ABS dengan cara manual.

ABS adalah (Anti-Lock Braking System ) intinya menjaga agar rem tidak menguci ban saat menginjak rem secara mendadak, sehingga pengereman bisa lebih maksimal. Karena kalau ban mengunci saat mengerem apalagi sampai berdecit justru kendaraan tidak efektif dalam mengerem.

Nah untuk mengakali Datsun GO+ Panca yang belum mengadopsi ABS pada unitnya, Mas Aris “Jambul” menyarankan untuk menginjak rem secara periodik saat akan melakukan pengereman terlebih lagi dalam kondisi pengereman mendadak. Dalam kata lain driver harus “megocok” rem demi menjaga ban agar tidak mengunci saat mengerem. Karena teknik ini lebih efektif ketimbang menginjak rem langsung dalam dan mengakibatkan ban mengunci. Tapi yang lebih terpenting adalah menjaga jarak dengan kendaraan di depan apalagi saat konvoi. 

Di dealer Samarinda untuk pertama kali para risers bisa bertatap muka dan berkenalan langsung. Di sini pula para Risers dari Kompasiana bisa mengenal risers 3 yang berisikan wanita, dan merupakan perwakilan dari Nissan Motor Indonesia.

[caption caption="Riser 3; Achie, Devi dan Maya Riser yang bisa menyegarkan dari cuaca panas menyengat di Kalimantan. Gas Poll sist"]

[/caption]

Devi (HRD), Achie (Sales Administartion) dan Maya (Product Planning) adalah Risers Srikandi DRE Jelajah  Kalimantan etape 1. Mereka terpilih dari karyawan NMI yang mendaftarkan diri dan telah di undi untuk mengikuti event ini. Di setiap etape Kalimantan rencananya akan ada 1 tim perwakilan dari karyawan NMI, beruntung satu-satunya tim wanita perwakilan dari NMI ikut dalam etape 1, satu lagi tanda bahwa perjalanan ini akan semakin luar biasa.

Setidaknya perjalanan ini bisa lebih berwarna, karena tidak jarang risers 3 menjadi bahan canda dari peserta konvoi sepanjang perjalanan. Dan yang perlu diacungi jempol, tiga srikandi ini tidak terlihat sungkan menimpali tingkah para risers “pejantan”, suasana sudah terlihat cair sejak kami di lepas secara resmi dari Samarinda.   

Yang terlihat antusias sekali mengenai risers 3 adalah photographer Handal kita dari Risers 2, Mas Nanang. Sepertinya tiada moment yang terlewatkan untuk Risers 3, karena memang wajah-wajah yang menarik difoto hanya ada di Risers 3. Wajah risers yang lain kualitasnya plus-minus.

Untuk komposisi team Risers 2 juga cukup unik, selain mas Nanang ada juga Bang Syaifuddin Sayuti sang Dosen handal dan risers termuda dari Banyumas yaitu Rizky. Bang Syaifuddin juga salah satu kompasianer yang lihai dalam menulis sementara kemampuan fotografi mas Nanang sudah tidak diragukan lagi. Ditambah anak muda dari Banyumas, tim ini punya kekuatan yang sangat besar.

[caption caption="Riser 2; ketika riser paling senior dan riser junior berkumpul bersama menjelajah kalimantan"]

[/caption]

Harus diakui karakter jalan di Kalimantan banyak tikungan tajam dan tanjakan serta turunan yang curam. Jalan yang hanya terdapat 1 ruas jalan untuk masing-masing arah membutuhkan kesabaran dan kegesitan dari para risers. Terlebih saat malam menjelang kewaspadaan harus makin ditingkatkan. Risers 3 (saat itu Devi sebagai driver) yang baru sekali merasakan jalan luar kota khususnya Kalimantan harus berusaha keras untuk beradaptasi, sehingga di hari pertama menuju Sangatta ketika mulai gelap Risers 3 terlihat ragu ketika akan mengambil tikungan atau menghindar dari jalan yang kadang berlubang, praktis iring-iringan yang ada di belakang Risers 3 terpisah cukup jauh dari rombongan road captain yang berada di depan. Karena kami tidak boleh saling mendahului.

Dengan ijin Road Captain, Risers 5 berinisiatif mengambil posisi di depan untuk memberi patokan dan arahan kondisi jalan bagi Risers 3 agar lebih bisa speed up (menambah kecepatan) dan bisa  merapat ke rombongan terdepan, sementara road captain dirombongan terdepan menjaga kecepatan agar jarak tidak semakin jauh.

Setelah kami berhasil mendekat kerombongan terdepan, kembali posisi risers di urut sesuai urutan awal. Sungguh malam pertama di Kalimantan di awali perjalanan yang menarik bagi para Risers.

 

12 Januari 2016, Bertemu Sahabat Baru

Setelah selesai sarapan para Risers sudah bersiap di lapangan parkir Hotel Q di Sangatta. Perjalanan panjang sudah menanti kami di sepanjang hari ke dua ini. Bang Gapey menawarkan diri untuk pegang kemudi lalu Mas Arif sebagai Navigator dan saya duduk dibelakang sambil menyicil bahan untuk di upload ke media sosial yang sudah menjadi kewajiban bagi kami, walau pada akhirnya agak terhambat karena kendala signal. Formasi Risers pun sedikit berubah, Risers 3 kini berada tepat di belakang Road Captain agar tidak tertinggal terlalu jauh, di susul Risers 1, 2, 4 dan 5.

[caption caption="Jajaran Datsun GO+ Panca ini terlihat cantik di parkira Hot Q Sangatta"]

[/caption]

Kondisi Jalan tidak jauh berbeda seperti hari kemarin, bahkan semakin menantang karena bakal melewati hutan tropis kalimantan. Bang Gapey di belakang kemudi harus sigap dan gesit mengoper persnelling manual agar tetap menjaga momentum putaran mesin saat akan melibas tanjakan. Kurang gesit sedikit, RPM mesin berkurang habis sudah tenaga Datsun GO+ Panca. Kalau sudah begini kita harus lebih sabar, tidak bisa langsung asal injak gas.

Saat Konvoi kita harus pintar jaga jarak, terlebih lagi kalau jalanannya berupa tanjakan dan tikungan tajam. Beberapa kali momentum kami ikut-ikutan hilang ketika Risers 4 di depan kami terlambat oper gigi rendah yang otomastis laju kendaraan jadi berkurang. Kami yang kurang mengantisipasi jadi ikut kehilangan momentum, inilah konsekuensi jika berkonvoi, semua harus sabar dan enjoy.

Kompasianer yang tergabung di Risers 4 adalah Mas Rahab, Pak Kun dan Bang Eka. Risers 4 itu pokoknya Indonesia banget, karena ketiganya berasal dari daerah dan pulau yang berbeda, walau berbeda tapi tetap satu mobil Datsun GO+ Panca.

[caption caption="Risers 4; Mas Rahab, Mas Eka dan Mas Khun berasal dari daerah berbeda yang bisa menjadi kekuatan mereka"]

[/caption]

Pak Khun ini dari Jogja, selain menulis dia juga menjadi editor bagi penerbit atau penulis yang butuh bantuannya. Mas Rahab adalah blogger kawakan yang sudah hampir sepuluh tahun jadi penggiat blogger. Dia sosok yang well prepare, terbukti dia membawa 2 buah laptop. “satu untuk edit video, satunya untuk mengetik” ujarnya saat kami sempat ngobrol sejenak. Nah kalau bang Eka bisa dibilang dia tuan rumah di event ini, karena tinggal di Kalimantan kalau tidak salah Banjarmasin. Beliau pasti sudah sangat familiar dengan karakter dan lika-liku jalan di Kalimantan. Melihat backgroundnya Risers 4 bukan tim yang sembarangan juga.

Di hari kedua ini para Risers akan singgah di perkampungan Suku Dayak Miau Baru. Jarak yang harus kami tempuh dari Sangatta sekitar 187km. Di tambah waktu istirahat, total perjalan kami kurang lebih 5 jam perjalanan. Kunjungan para Risers juga terkait dengan program CSR Datsun Indonesia yang membagikan buku-buku bacaan bermutu dan alat tulis untuk para siswa di SDN 001 Miau Baru.

Tidak hanya itu, pada kesempatan ini pula para Risers di beri tantangan untuk bisa menginspirasi siswa-siswa sekolah dasar. Jadi para siswa ini dibagi mejadi 5 kelompok sesuai jumlah tim Risers, lalu para Risers diberikan kebebasan untuk berekspresi dan bersosialisasi bersama sahabat baru kami.

Para Risers begitu antusias dengan ide kelompok mereka masing-masing, ada yang mengajarkan membuat puisi, mengedukasi cara mencuci tangan yang baik, menanamkan konsep Datsun yakni Dream, Access dan Trust dengan permainan sederhana, ada pula yang mendogeng tentang angsa berkepala dua.

Sedangkan Risers 5 menyajikan story telling dengan menggunakan boneka tangan yang sudah kami siapkan dari Jakarta, dibuka permainan dan trick sulap sederhana mudah-mudahan sahabat baru kami bisa menangkap isi cerita kami yang intinya tentang, kita harus punya keyakinan yang kuat, mimpi dan pengetahuan yang luas. Di penghujung acara kami berhasil mengajak aparat polisi berfoto bersama dengan 4 sahabat baru kami yang ingin bercita-cita ingin menjadi aparat keamanan.

[caption caption="Hanya mencoba menginspirasi, 5 anak dayak miau baru ini bercita-cita ingin menjadi polisi. Kami coba tanamkan dengan keyakinan, usaha dan doa tidak ada yang tidak mungkin. Untuk tahap awal kami berinisiatif untuk mengajak mereka berfoto bersama pak polisi yang selama perjalanan menemani kami. "]

[/caption]

 

13 Januari 2016, Kepulauan Derawan Menyambut Kami

Melalui dermaga Tanjung Redeb, para Risers naik Speedboat membelah sungai Kelay dan Sungai Berau terus menyusuri sungai sepanjang 150km lalu akhirnya tembus di perairan laut Sulawesi yang akhirnya membawa kami ke kepulauan Derawan.

Kepulauan Derawan yang mempunyai 31 gugusan pulau menjadi salah satu spot terbaik di dunia untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Pulau yang menjadi ikon adalah pulau Maratua, Pulau Sangalaki, Pulau Derawan dan Pulau Kakaban. Dua nama terakhir, tempat yang dikunjungi oleh para Risers.

Saat matahari tepat diatas kepala, kami baru saja merapat di Dermaga Derawan Dive Resort, pulau Derawan. Hampir seluruh Risers sudah tidak bisa menahan diri untuk mengabadikan pulau yang cantik nan bersih ini. Hamparan pasir putih sebatas mata memandang, langit biru di coraki gumpalan awan putih mempesona, terumbu karang dan keindahan bawah laut dipadu aroma khas pesisir yang menembus hidung begitu menghipnnotis. Lelah selama 2,5 jam perjalanan sudah dilupakan yang ada hanyalah, kekaguman pada sang pencipta yang menjadikan semua ini ada.

[caption caption="Di Pantai Gosong sepanjang mata memandang hamparan pasir putih terlihat. HAti-hati saat sore menjelang air akan pasang dang menutupi hampir seluruh Pantai Gosong"]

[/caption]

 

14 Januari 2016, Para Risers Jatuh di Pelukan Pulau Kakaban

Belum tuntas kekaguman kami dipulau Derawan, kami kembali dibuat meleleh oleh pesona Indonesia yang luar biasa di pulau Kakaban.

Kakaban yang bisa diartikan sebagai pelukan, benar-benar ingin memeluk setiap orang yang datang kesana agar tetap berlama-lama dan menikmati keindahannya. Pulau Kakaban begitu hening, tenang dan alami. Kelebihan Pulau Kakaban adalah danau yang berada di tengah pulau. Danau yang terbentuk karena proses alam selama ribuan tahun ini, menghasilkan ubur-ubur cantik yang berevolusi menjadi tanpa sengat yang sejati membahayakan. Disini kita bisa berenang bebas bersama 4 spesies ubur-ubur yang jumlahnya bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan ubur-ubur.

[caption caption="Berenang bareng ubur-ubur tanpa sengat itu gak pernah bosenin. mengikuti kemana mereka berenang, pelan, tenang dan indah. saya tak sampai hati memegangnya takut mereka tersakiti"]

[/caption]

Para Risers tanpa di komando langsung ragu menceburkan diri kedalam danau air payau tersebut, disini kita dilarang menggunakan sepatu katak untuk menyelam karena akan melukai ubur-ubur yang ada, lalu kita juga di harapkan tidak menggunakan lotion yang zat kimianya bisa membawa pengaruh buruk bagi ekosistem danau Kakaban.

Belum puas rasanya di peluk pulau Kakaban saat kordinator memanggil kami untuk segera naik dan harus ke kapal. Pertimbangannya adalah air yang sudah mulai surut akan menyulitkan speedboat untuk keluar dari perairan dangkal. Ahh rasanya tak pernah puas, walau tenaga sudah hampir habis.

Hari ini adalah makan malam terakhir di Kalimantan, besok malam kami sudah berada di kota asal masing-masing dan menjalankan aktifitas kembali. Setelah check in dan beristirahat sejenak, para Risers kembali berkumpul untuk makan malam. Rangkain acara malam itu sedikit berbeda, setelah makan malam akan ada pengumuman mengenai Media peliput terbaik dan Tim Risers terbaik. Penilaian Risers terbaik diihat dari artikel yang terkirim, hasil foto dan video di tambah konsep acara saat CSR di perkampungan Dayak Miau baru.

Dari total keseluruhan nilai yang terkumpul, dengan segala kerendahan hati Risers 5 berhasil menjadi yang terbaik untuk DRE Jelajah Kalimantan etape 1. Lemas rasanya seakan tidak percaya, karena menurut saya, hasil foto dan videonya masih kurang maksimal karena laptop yang saya bawa tidak mau diajak bekerja sama. Laptopnya hanya mampu merender video dengan durasi tidak boleh lebih dari 1 menit, ini yang membuat saya sedikit kecewa.

[caption caption="Alhamdulillah, Risers Kakak Pertama dan Risers Si Bontot jadi yang terbaik untuk DRE Kalimantan etape 1"]

[/caption]

Namun berkat ijin-Nya di tambah Kerjasama dan pembagian tugas yang di sepakati bersama secara ikhlas, Pulau Borneo menjadi saksi terindah bagi kami di awal tahun. Sejatinya semua Risers adalah yang terbaik, karena sudah dengan ikhlas berbagi pengalaman dan cerita kepada semua orang lewat tulisan dan karyanya, terlebih lagi bagi siswa SD  001 di perkampungan Dayak Miau Baru.

 

15 Januari 2016. Akhirnya Kami Pulang

[caption caption="Suasana langit sesaat akan lepas landas dari badara sepinggan Balikpapan. Sampai jumpa kembali Borneo"]

[/caption]

Waktu sudah jam 14.00Wita, pesawat yang membawa kami dari bandara Kalimarau Tanjung Redeb ke Balikpapan sudah siap. Kami harus transit terlebih dahulu di sepinggan Balikpapan sebelum melanjutkan perjalan ke Jakarta. Benar-benar 5 hari yang luar biasa, yang tidak terlupakan dan yang tidak terduga.

Sedikit flashback ditahun 2014, untuk pertama kalinya saya masuk kedalam cabin Datsun GO+ Panca di arena IIMS kemayoran. Hanya sekedar duduk di bangku supir dan merasakan luasnya mobil ini. Siapa sangka dua tahun berselang, saya tidak hanya duduk tapi juga mengendarai Datsun GO+ Panca menyusuri pulau Kalimantan terlebih lagi bisa foto bareng bersama Head of Datsun Ibu Indri yang sangat luar biasa.

Dari segi Mesin, Datsun cukup handal dengan mesin 1200cc. Untuk informasi, mobil yang kami bawa adalah mobil yang sama saat mereka melakukan perjalanan Jawa-Bali-Lombok, Sulawesi dan sekarang di Kalimantan. Mobil-mobil tersebut hanya mendapat perawatan rutin secara berkala dan belum ada kendala mesin yang signifikan. Dengan berbagai macam karakter pengemudi dan sudah berhasil sampai ke pulau Kalimantan, Datsun GO+ Panca patut diperhitungkan.

Sedikit masukan kecil mungkin Datsun Indonesia bisa menambahkan pegangan tangan untuk penumpang di depan, dengan medan dengan belokan curam handle tangan ini sangat berguna untuk menjaga keseimbangan. Lalu kantong di belakang jok depan sepertinya dapat membatu penumpang di jok belakang untuk menaruh sesuatu. Selain itu karet peredam di setiap pintu dan bagasi dibuat agar lebih baik. Supaya saat menutup pintu atau bagasi tidak terdengar seperti benturan antar metal yang terlalu keras.

 

Selebihnya untuk kelas mobil LCGC, Datsun GO+ Panca adalah produk yang affordable bagi keluarga Indonesia.

So, Enjoy your Datsun…

Salam Risers.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun