“kok kamu tau rasanya kontraksi..?”. Karena ini adalah kehamilan pertamanya yang sampai di usia kandungan 8 bulan. Kehamilan sebelumnya usia janin hanya bertahan 2.5 bulan karena ada problem kekentalan darah istri saya yang di atas rata-rata.
“Perutku mules..”
“Mungkin mau ke toilet..”Ujarku masih coba menenangkan. Yang di sambut senyum istriku sambil menahan sakit. Memang beberapa kali istri mondar-mandir ketoilet tapi tidak juga BAB.
Selang beberapa menit, tiba-tiba istriku berujar dengan nada gelisah.
“Kok aku kaya ngompol ya,..kasurku basah”
“Masa sih, sebelumnya gak kerasa mau pipis..?” Ujarku sambil masih berusaha tenang dan coba melihat kebalik badannya.
Dan sesaat saya membalik tubuhnya, mata saya seakan tidak percaya melihat yang terjadi. Kasur istri saya sudah dipenuhi cairan kental berwarna merah.
Darah, ya darah keluar sangat banyak di atas tempat tidurnya, menggenang hampir memenuhi seluruh kasur yang dilapisi perlak (bahan anti air) Tidak ada waktu untuk berfikir, saya langsung turun memanggil suster, sementara Papah menjaga istri saya di kamar.
Dua orang suster segera naik ke atas dan tampak jelas terlihat panik, sementara darah belum berhenti keluar, di putuskan untuk membawa istri saya untuk turun dari ruang perawatan di lantai 3.
Jujur membawanya turun bukan persoalan gampang, tidak ada tangga jalan apalagi lift, untuk itu kami harus melalui tangga yang lebarnya tidak lebih dari 3 orang dewasa saat berjajar dan melihat kondisi istri yang makin melemah kami putuskan untuk menggendongnya. Namun dengan sigap istri saya berucap.
“Nggak usah, turun sendiri aja aku kuat kok”.