Setelah mereka selesai makan dan malam mulai menjelang, Pakde minta di antar kesuatu tempat yang di sanggupi oleh kedua pria tersebut.
Tempatnya berada jauh dari pemukiman penduduk hanya ada jejeran pohon pinus yang di terangi cahaya bulan. Langit bersih malam itu sehingga gugusan bintang jelas terlihat menerangi jalan setapak yang mereka lewati.
Pakde dan rombongan berjalan beriringan, pria berambut panjang berada di depan membawa senter dan di baris kedua ada rekan pakde.
Pakde berada di baris keempat, di depannya pria bertatto dan di belakang pakde adalah sang atasan.
Hanya terdengar langkah kaki menginjak rumput basah. Lampu rumah penduduk terakhir sudah tidak terlihat, suara binatang malam terdengar sayup-sayup.
Atasan pakde tiba-tiba terbatuk tertahan seakan ada yang mencekat tenggorokannya. 4 orang di depannya serentak melihat ke belakang.
"Butuh istirahat pak...?" Pakde bertanya.
"Iya istirahat sebentar, kamu jalan duluan saja" Ujar atasan pakde sambil menyuruh 2 orang terdepan melanjutkan perjalanan.
Pria gondrong dan rekan pakde melanjutkan perjalanan tidak perlu waktu lama sampai mereka hilang di telan gelap malam.Â
Suasana kembali senyap hanya ada suara napas atasan pakde yang terasa berat.
Tiba-tiba terdengar suara letupan keras dari arah depan. Pria bertato, pakde dan atasannya sontak melihat kedepan. Tidak berapa lama terdengar suara letupan kembali.