Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Gambar Warung

28 Februari 2016   14:56 Diperbarui: 28 Februari 2016   17:49 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Itulah, mengapa saya menggambar warung itu. Tempat itu akan dirobohkan beberapa hari lagi. Dan saya entah bagaimana, apakah bisa ketemu Ibu lagi di sini atau tidak. Kan, tempat cari duit emak akan hilang. Entahlah, di tempat baru nanti. Bisakah Emak jualan lagi.”

Anak yang belum genap setahun ini ditinggal mati ayahnya karena kecelakaan itu, lantas menundukkan wajah. Matanya berkaca-kaca. Demikian juga Ibu Guru Susanti, yang tadi berbinar-binar, berubah sendu. Ia mengalihkannya dengan menunduk dan melihat kembali gambar warung milik Emak Jamal. Ia mengambil ballpoint. Ditulislah nilai angka delapan dengan tinta merah di bawah gambar warung itu.

Tidak ada lagi pertanyaan yang ia tujukan pada anak yang ada di hadapannya. Baginya sudah cukup. Cukup mengerti, mengapa ia menggambar warung itu.

 

____Bumi Cahyana, 28 Februari 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun