Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Su Duk) Berdayung Sampan Dari Humor Ke Fiksiana

24 Januari 2016   21:51 Diperbarui: 27 Januari 2016   05:54 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya para penulis rubrik Humor Fiksiana harus mendendangkan lagu,”Rela-rela rela aku relakan… Rela-rela rela aku rela.” Sebagaimana Meggy Z menyanyikan lagunya yang berjudul Sakit Gigi.

Felix Tani, juragan Humor Revolusi Mental (HRM) adalah sosok K-ner yang paling getol menyuarakan protes atas Keputusan dihilangkannya sub kanal tersebut. Saya mengamini saja, namanya teman. Nggawe bombing lan bungah. Saya yakin dia jengkel setengah nunggung!

Sampai titik tertentu, tulisan-tulisan argumentasinya tidak satu pun ditanggapi oleh Admin, ia akhirnya tunduk pada kenyataan. Mengikuti pernyataan Romo Mangunwijaya, dulu,”Hidup di Indonesia harus sering mengatakan: apa boleh buat.” Itu jika sudah mentok, tidak ada lagi yang bisa diterjang.

Dan Felix Tani memberikan solusi jalur tengah yaitu menjadi penulis Nomaden. Katanya, kendati rubrik humor sudah tersisih, tetapi tulisan-tulisan bergenre humor bisa nangkring di berbagai sudut ruang. Bisa pada Hiburan, Humaniora, Politik bahkan Kotak Suara. Saya pun mengamini saja dari dalam hati, namanya juga teman.

Ketiadaan rubrik khusus Humor setidaknya membuat para penulisnya gigit jari, untuk sementara waktu.  Jikalau akan mengirim artikel, di depan judul terpaksa di tambahi tulisan dalam tanda kurung: (Humor). Biar pembaca tahu, bahwa mereka masih hidup, masih mau menulis, masih ingin diakui eksistensinya.

Terlihat menggelikan. Tapi lagi-lagi: Apa boleh buat!

Dan sepertinya, makin ke sini, penulis-penulis humor diam-diam mengucapkan: Sayonara! Tapi tidak perlu dihasihani, karena hidup harus mengikuti iramanya. Dan mereka pribadi-pribadi yang sudah sangat dewasa.

Sebagai bagian dari K-ners yang pernah mengisi rubrik Humor, akhirnya saya vakum beberapa bulan. Setidaknya mencari celah untuk tetap bisa menulis. Bagi saya, menulis adalag gaya hidup! Kalau tidak menulis, rasanya mati gaya. Alias tangannya gatal.

Keputusan yang terbaik, saya memilih “nyemplung” di Fiksiana. Apapun yang terjadi, saya harus berani bersikap sebagaimana operator SPBU,”Dimulai dari nol, ya!”

Sebenarnya, mengawali bergabung di Kompasiana, rubrik yang saya tuju adalah Fiksiana karena ada cerpen di sana. Dan, saya sangat berminat untuk itu. Namun, beberapa kali posting hasilnya sangat mengecewakan. Tidak ada vote, tidak ada komentar. Sampai satu minggu, hanya ada 6 sampai 30 klik. Paling tinggi sekitar 80 klik.

Menyakitkan. Fiksiana zaman itu terasa angker!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun