Empat orang yang lain mengangguk. Mereka pun sama, sudah mendapat SMS dari istrinya. Hanya karena tak enak hati terhadap Pak RT, mereka diam saja. Atau setidaknya menunda dulu.
"Cepat Pulang. Apa mau tidur di teras!” SMS Bu Juki.
“Betah amat di luar. Ngaca, udah tua!” SMS Bu Bambang.
“Entar masuk angin. Ibu nggak mau ngerokin.” SMS Bu Hendro.
“Memang yang di rumah nggak bikin puas!” SMS Bu Rangkuti.
Segera, Pak RT menyodorkan uang ke Mang Jupri. Lima sekawan itu pun keluar meninggalkan warung. Kendatipun tidak saling mengakui satu sama lain. Perasaan mereka sama. SMS dari istri mereka tak beda dengan sebuah teror.
Dan karena SMS itu, mereka bersegera pulang. Berjalan cepat seperti takut hantu. Tak ada canda sedikit pun sampai mereka berpisah menuju rumah masing-masing. Tampaknya, lima sekawan itu belum bisa keluar dari sebuah ketakutan yang menjerat selama ini: Takut terhadap istri. (***)
___________Bumi Cahyana, 17 Januari 2015
Gambar: enengingening.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H