Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kucing Merah Jambu

16 Oktober 2015   09:38 Diperbarui: 16 Oktober 2015   09:51 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di taruh dimana? Ah, pojok ruang dapur saja.

Aku mengenalkan pada kucing itu, tempat tidurnya. Saya taruh dia. ”Kamu tidur di sini, tempat yang paling nyaman untuk bermimpi.” Tampaknya ia mengerti, dan langsung tenang di situ. Malam itu.

Sampailah pada tengah malam.

“Haaa...., haaa...., haaa....!” kencang dan mengagetkan.  Suara perempuan.

Aku berlari. Sedikit berlari, menuju teriakan itu. Istriku tengah berdiri di atas tempat tidur, bersandar pada satu sisi tembok ruangan. Ia tutupkan sebagian selimutnya pada tubuhnya sampai mendekati hidung. Takut.

Tadi, aku berada di kamar kecil. Keluar kamar tidur dengan pintu terbuka. Agak terbuka. Tapi ada tirai di pintu yang sepenuhnya menutup pandang dari luar.

Tapi, tanpa sepengetahuanku, kucing yang tengah tidur itu, bangun. Beranjak dari tempatnya dan masuk ke kamarku lantas menaiki tempat tidur. Menyelinap di selimut istriku.

Ah. Kucing itu!  Menjilat-jilat jempol kaki istriku. Geli dan terperanjatlah dia.  Begitu istriku bercerita.

Keesokan pagi, seorang tetangga datang. Aku pikir mau kasih sesuatu di hari minggu itu. Biasanya memang begitu. Suka membagi oleh-oleh antar tetangga. Dan, itu seperti sebuah tradisi, berbagi kebahagiaan.
“Mas, semalam ada perempuan teriak-teriak. Sepertinya dekat-dekat sini. Mas juga dengar kan?”
“Mmm. Mungkin sebelah sana. Sana lagi. Semalam aku tidur nyenyak banget”

Demi kebaikan suasana hati istri, suami kadang perlu sedikit berbohong, kepada orang lain. Terutama tetangga. Aku tak mau cerita kucing menjilati kaki istriku di kasur menjadi bahan cerita bersambung orang sekitar. Bumbu-bumbunya itu yang bikin runyam. Misalnya begini:”Jangan-jangan malah suaminya!” Dan, yang semacam itulah.

Istriku “mbesengut”, wajahnya muram. Tidur semalam tak seindah diinginkannya pada akhir pekan ini. Sehabis shubuh, tak juga ia keluar kamar. Hanya menghadap leptop, membaca postingan suaminya di Kompasiana.
Katanya,”Yang komentar pada ngaco. Judulnya ke angkasa, komentarnya ke jurang!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun