Mohon tunggu...
S. Suharto
S. Suharto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati seni

Teacher and Lecturer, Researcher, educator Motto: Hidup harus bermafaat bagi semua umat

Selanjutnya

Tutup

Film

Bentuk Ekspresi Cinta ala Freddie Mercury

21 November 2018   01:13 Diperbarui: 19 Juni 2020   09:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dailymotion.com

Baru kali ini saya tidak bisa tidur setelah menonton sebuah film;  itu adalah   film musikal yang berjudul  "Bohemian Rhapsody".

Rasa penasaran saya muncul ketika ada judul film  sama dengan judul lagu, yang lama  saya sukai tetapi sampai sekarang belum tahu apa makna maupun pesan lagu itu. Lagunya cukup panjang, lebih dari 6 menit yang  bernuansa sangat unik. Setiap habis mendengarkan lagu itu sambil menyetir, walaupun panjang, ingin sekali rasanya memutar kembali lagu itu. 

        Setelah menonton film itu, rasa penasaran saya tentang jawaban pertanyaan   lagu itu sedikit terkuak. Saya coba menafsirkan makna dan pesan dari lagu yang konon diciptakan selama 7 tahun, sejak tahun 1969-1975. Banyak penafsiran yang diberikan oleh para pemerhati musik. Namun, saya coba menafsirkan berdasarkan analisis lirik dan musik lagu ini, setelah menyaksikan adegan-adegan dalam film yang berjudul sama dengan judul lagu soundtrack-nya.

         Namun demikian, analisis saya  mungkin belumlah dalam karena bersifat sepontan, yang dilakukan sambil menunggu rasa kantuk yang tak juga kunjung datang. Film yang ful harmoni dan mengaduk-aduk perasaan itu masih terus mengiang ditelinga dan belum juga membuat kantuk mata ini. Berdasarkan analisis lirik dan lagu, saya tidak setuju beberapa pendapat pengamat bahwa lagu itu menceriterakan tentang bagaimana seorang yang akan menjalani hukman mati. Liriknya memang menyinggung pembunuhan yang dilakukan dan perpisahan karena akan segera mati yang dikarenakan perbuatan sia-sianya. 

        Namun, metafora dalam lirik lagu sangatlah naif jika ditafsirkan sefulgar itu. Dari pengamatan lirik-lirik dalam lagu ciptaan Preddie Mercury (nama pemeran dan juga nama tokoh film itu)   sangat sarat dengan metafora yang indah dan tersembunyi banyak makna.  Tetapi dalam lirik lagu  ini memang terlihat sangat khusus. Dalam beberapa bagian lagu sebenarnya membingungkan, dan multi tafsir.

      Menurut saya, lagu "Bohemian Rhapsody" adalah lagu tentang dirinya, tentang kehidupannya, tentang kegelisahnnya, tentang pandangan hidupnya, tentang kehidupan cintanya, dan tentang keputusasaannya. Dilahirkan dengan fisik yang normal, tetapi dalam perjalanan mengalami kelainan yang sungguh tak diinginkan dirinya dan keluarganya. Keluarganya pasti mengetahui tentang perubahan pada dirinya  karena mereka yang merawat dan paling dekat dengannya. 

         Terlihat betapa marah wajah ayahnya setiap melihat tingkah polahnya yang terlihat dari ekspresi wajah ayahnya yang tak bersahabat. Itu mungkin yang membuat kedua insan, Ayah dan anak laki-lakinya  "saling bermusuhan" sehingga ditulis dalam lirik lagu ciptannya  itu dirinya sebagai seorang lelaki yang "telah dibunuhnya." Sebaliknya, wajah dan sikap ibunya  selalu tersenyum, bersahabat, dan menghiburnya walaupun mungkin hatinya teriris-iris, termasuk saudari perempuannya. 

       Sikap ibunya inilah yang dilukiskan oleh Preddie sebagai seseorang yang disayanginya dan merasa bersalah mengapa dirinya memiliki prilaku yang menurut ayahnya menyimpang dan bertentangan dengan lingkungannya secara wajar. Perasaan cinta pada ibunya tergambar dalam  bagian lirik dan warna lagu yang berirama ballad yang sangat melodis dan mendayu-dayu. 

       Sungguh indah alunan melodi dan warna melodinya yang  menggambarkan kecintaan dan kepedihan hatinya yang sebenarnya tahu bahwa ibunya pun merasa sedih seperti ayahnya. Pada adegan-adegan ini saya sudah bisa merasakan dan larut mengikui alunan lagu i dan mencoba memahami makna pada bagian ini yang selama ini saya raba-raba.

         Freddie sendiri terlihat merasa ganjil mengapa dirinya berbeda. Kemudian, dia berusaha mencari jawaban sendiri dengan caranya. Bebarapa cara "mencari Tuhan" dan mencari jawaban pertanyaan apa yang berkecamuk  di kepalanya.  Ini tergambarkan dalam bagian lagu yang bernuansa opera klasik Eropa abad pertengahan. Beberapa kata-kata asing bermunculan di bagian lagu ini. 

         Ada yang bernuansa agama, seperti kata "Bismillah" termasuk juga nama aliran  dalam upacara persembahan di suatu kaum, nama tokoh ilmuwan seperti Galileo juga disebut. Sebutan nama Galileo dalam lagu ini bisa ditapsirkan bahwa tokoh ini semula juga disangsikan dan ditentang oleh gereja sehingga ia harus dihukum. Dan, pada akhirnya pendapat Galieo yang mengataka mataharilah sebagai pusat bumi (bumilah yang mengintari matahari) adalah yang diakui sampai sekarang.

       Dia ingin mengubah pandangan itu  walau tak mungkin dilakukan. Ia coba hidup normal dengan mencintai wanita yang bernama Marry, walaupun akhirnya kandas setelah Preddie memberitahu kekasihnya itu bahwa ia adalah biseksual. Marry pun meninggalkannya dan memiliki pacar baru yang bernama David yang juga dikenalkannya ke Preddie. Preddie menerima kenyataan ini, namun cintanya pada Marry  (yang mungkin tidak berlandaskan nafsu birahi) ini tetap abadi.

          Kegalauannya terus memuncak menyelimuti dirinya yang tercermin dalam lagu yang berirama hard rock yang bermelodi seolah "tak beraturan" seolah meggambarkan jiwa yang tidak tenang. Ketidakmungkinan untuk hidup sesuai dengan pandangan keluarga dan masyarakat pada umumnya  membuat keputusasaan Preddie yang juga  terlukis dalam bagian akhir pada lagu ini yang berirama slow dan bernuansa sedih seolah pasrah dengan apa yang terjadi.

       Penderitaan Preddie tak berhenti di sini. Sejak tahun 1985 dia positif menderita AIDS. Keadaan ini diberitahukan sendiri pada anggota grup QUEEN, termasuk pada Marry. Keadaan ini tetap dijalani dengan tabah dan diekspresikan dalam lagu-lagunya dalam touring musiknya dengan sangat ekspresif. Lagu lain yang menggambarkan kecintaannya pada Mary pun dibuatnya seperti lagu "Love of My Life."   Lagu "I Want to Break Free" juga sebagai ekspresi berontaknya pada keadaan yang dialaminya.

      Bentuk  cintanya pada Marry yang diungkapkan dalam sebuah ekspresi musik dan materi adalah cara Preddie dalam mencintai wanita yang terilihat unik tetapi tulus. Tak ada dendam walaupun Marry pergi dengan laki-laki lain.  Bahkan, ia menghadiahi rumah mewah padanya.  Dan terakhir adalah pemberian warisan termasuk royalty lagu-lagu ciptannya yang mungkin baru berakhir sampai akhir  hidup Marry. Sebuah bentuk cinta yang   lain dan  belum ada bandingannya. 

     Terimaksih pada direktor/sutradara dalam film ini yang sudah memberi gambaran/peanfsiran yang sempurna tentang lagu itu dan karya-karya Queen dalam film  ini pada  umumnya  sehingga penasaran saya cukup terobati.

Semarang, 21 November 2018, pukul 01.00 WIB

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun