Mohon tunggu...
S. Suharto
S. Suharto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati seni

Teacher and Lecturer, Researcher, educator Motto: Hidup harus bermafaat bagi semua umat

Selanjutnya

Tutup

Film

Bentuk Ekspresi Cinta ala Freddie Mercury

21 November 2018   01:13 Diperbarui: 19 Juni 2020   09:26 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dailymotion.com

       Dia ingin mengubah pandangan itu  walau tak mungkin dilakukan. Ia coba hidup normal dengan mencintai wanita yang bernama Marry, walaupun akhirnya kandas setelah Preddie memberitahu kekasihnya itu bahwa ia adalah biseksual. Marry pun meninggalkannya dan memiliki pacar baru yang bernama David yang juga dikenalkannya ke Preddie. Preddie menerima kenyataan ini, namun cintanya pada Marry  (yang mungkin tidak berlandaskan nafsu birahi) ini tetap abadi.

          Kegalauannya terus memuncak menyelimuti dirinya yang tercermin dalam lagu yang berirama hard rock yang bermelodi seolah "tak beraturan" seolah meggambarkan jiwa yang tidak tenang. Ketidakmungkinan untuk hidup sesuai dengan pandangan keluarga dan masyarakat pada umumnya  membuat keputusasaan Preddie yang juga  terlukis dalam bagian akhir pada lagu ini yang berirama slow dan bernuansa sedih seolah pasrah dengan apa yang terjadi.

       Penderitaan Preddie tak berhenti di sini. Sejak tahun 1985 dia positif menderita AIDS. Keadaan ini diberitahukan sendiri pada anggota grup QUEEN, termasuk pada Marry. Keadaan ini tetap dijalani dengan tabah dan diekspresikan dalam lagu-lagunya dalam touring musiknya dengan sangat ekspresif. Lagu lain yang menggambarkan kecintaannya pada Mary pun dibuatnya seperti lagu "Love of My Life."   Lagu "I Want to Break Free" juga sebagai ekspresi berontaknya pada keadaan yang dialaminya.

      Bentuk  cintanya pada Marry yang diungkapkan dalam sebuah ekspresi musik dan materi adalah cara Preddie dalam mencintai wanita yang terilihat unik tetapi tulus. Tak ada dendam walaupun Marry pergi dengan laki-laki lain.  Bahkan, ia menghadiahi rumah mewah padanya.  Dan terakhir adalah pemberian warisan termasuk royalty lagu-lagu ciptannya yang mungkin baru berakhir sampai akhir  hidup Marry. Sebuah bentuk cinta yang   lain dan  belum ada bandingannya. 

     Terimaksih pada direktor/sutradara dalam film ini yang sudah memberi gambaran/peanfsiran yang sempurna tentang lagu itu dan karya-karya Queen dalam film  ini pada  umumnya  sehingga penasaran saya cukup terobati.

Semarang, 21 November 2018, pukul 01.00 WIB

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun