"You're not worth it," gumamnya lewat rembang petang. Dia merobek secarik catatan musim dari kitab yang terlupa dan melarungnya ke tubuh sungai. Kertas itu mencibir untuk terakhir kali karena angin. Lalu meliuk dan timbul-tenggelam, sebelum sirna.
"Dustamu berikut pembenar pengiringnya tak akan pernah bisa menghina keluhuran eksistensi ras manusia: makhluk-makhluk yang boleh berhormat pada diri masing-masing hanya jika mereka takzim terhadap sumpahnya sendiri. Tanpanya, kau bukan lagi siapa-siapa."
.
Maka kukuburkan engkau ke dalam arus tanpa tanda.
Kini tinggal kami berdua: Aku dan Sungai Bulan. Sampai jumpa di samudera, muara seluruh kematian.
.
Brastagi, MMXI
.
***
.
.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!