Mohon tunggu...
Rizki Wibowo
Rizki Wibowo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mengobati Patah Hati dengan Salat

21 Mei 2018   13:03 Diperbarui: 21 Mei 2018   13:09 2267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nggak sih, nggak semenyakitkan itu. Singkatnya saya dan sang gadis ada sesuatu yang tidak bisa dilewati untuk bersatu, meskipun udah saling suka. Pada akhirnya saya ditinggalkan. Tentu sebagai manusia yang berhati lembut dan berperasaan saya merasa sedih. Setelah dipikir-pikir, mungkin salah saya juga nekat suka sama orang yang nggak mungkin didapatkan karena suatu batasan. Saya juga lihat dia rajin banget beribadah sesuai agamanya, kenapa saya nggak gitu. Akhirnya di tengah kecamuk perasaan saya pergi ke masjid, kali aja suasana di sana lebih adem daripada di kos. Soalnya kos saya waktu itu jarak atap dan lantai ga terlalu tinggi jadi emang panas, haha.

Sejak saat itu saya jadi sering sholat berjamaah di masjid, meskipun nggak lima waktu sih di masjidnya, cuma saya berusaha sering berjamaah. Hal yang menarik adalah sholat Subuh. Sebelumnya saya nggak pernah sholat Subuh di masjid, kecuali ada event nginep atau bepergian yang ngelewatin Subuh. Saya selalu berpikir, "Suasana Subuh di masjid itu kayak apa ya?

Sepi kayaknya deh. Apalagi pagi-pagi masih gelap gitu, jalanan apa aman? Lagian, gimana coba caranya bangun Subuh? Jam empat itu pagi banget lho." Dengan segala rasa penasaran, suatu malem di bulan Desember saya mencoba menyetel alarm ponsel saya di jam 3.50. Saya yakin tuh belum adzan Subuh, siapa tau sekalian dapet sepertiga malem. Esoknya saya bangun saat alarm berbunyi. Sunyi. Benar saja belum adzan Subuh  karena saya mendengar adzan di pukul 4.20. saya memberanikan diri berjalan ke masjid setelah adzan selesai berkumandang.

Apa yang saya dapati? Masya Allah, ternyata jamaahnya nggak sedikit lho. Saya membayangkan, paling hanya tiga sampe lima orang, ternyata saya salah, lebih dari dua puluh orang ada di masjid. Bagi saya angka itu tidak bisa dibilang sedikit. Sejak saat itu saya sering sholat berjamaah di masjid.

Inget bahwa sebagai laki-laki, kita diwajibkan lho buat sholat di masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan shalat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama'ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka".

Di hadits aja, saking wajibnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sampe mau bakar rumah laki-laki yang nggak mau sholat di masjid. Sebenernya ya nggak dibakar sih, itu hanya ungkapan betapa wajibnya sholat berjamaah di masjid, tepat waktu tentunya. Baca lagi haditsnya, kita diperintah untuk sholat setelah adzan berkumandang.

Kenapa cowok yang wajib ke masjid? Jawabannya karena cewek nggak wajib sholat di masjid. Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka." Tuh, kalo beneran cowok sholat lah di masjid, jangan di rumah.

Dari yang saya alami tadi, saya belajar bahwa patah hati bisa merubah motivasi saya jadi lebih baik. Seperti yang saya bilang tadi, saya sering ke masjid gara-gara sedih ditinggal gadis. Lebay dan kekanak-kanakan ya? Namun bagi saya justru membawa manfaat positif. Kalbu saya jadi terasa lebih tenang dan longgar. Sholat memang sebaik-baik penolong, jadi kalo udah muncul keresahan, segera sholat. Siapa tau keresahan dan masalah itu timbul karena kita terlalu dekat dengan makhluk dan dunia sampe lupa secara nggak sadar kita membuat jarak dengan Allah. Astaghfirullah. Sholat yuk!

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (Al-Baqarah: 45-46)

Berikutnya, udah nggak nyambung dengan cerita patah hati saya, tapi masih berhubungan dengan sholat.

Bulan Ramadhan 1439H tiba dan di bulan puasa ini masjid jadi penuh sesak oleh jamaah. Kalo maghrib, jamaah dateng karena mau denger pengajian, sekaligus bonus takjil dan makanan berbuka. Inget, makanan berbukanya itu bonus ya bukan menjadikan niat utama kita ke masjid, haha. Kalo Isya, jamaah dateng karena mau sholat tarawih. Meskipun kalo tarawih sih, ramenya di awal puasa aja, setelah itu shaf makin maju. Iya, makin dikit maksudnya, haha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun