Mohon tunggu...
Rizki Wibowo
Rizki Wibowo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mengobati Patah Hati dengan Salat

21 Mei 2018   13:03 Diperbarui: 21 Mei 2018   13:09 2267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Steemit.com

Salah satu peribadahan yang dilakukan umat muslim adalah sholat. Sholat ini dilakukan lima kali dalam sehari. Aktivitas peribadahan ini diwajibkan bagi setiap yang muslim atau mengaku muslim, artinya harus dilaksanakan dan jika tidak dilaksanakan, pelaku mendapatkan dosa.

Saya bukan seorang ustadz, tapi di sini saya mau menyampaikan sedikit. Kan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari).

Tentang kewajiban sholat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Ramadhan." Dari hadists aja udah jelas kan, kalo kamu muslim, sholat adalah bagian kedua dari rukun Islam.

Selain itu sholat itu besok bakal ditanya (dihisab) pertama lho di hari kiamat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta'ala  mengatakan,'Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?' Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu."

Mungkin kamu berpikir, "Ah nanti aja lah kalo udah tua rajin sholatnya. Masih muda ini masih banyak yang mau dieksplor." Hati-hati coy, umur lu siapa yang tau? Cuma Allah yang tau. Kalo kamu nggak sampe tua gimana? Lagian kalopun sampe tua, masa muda kamu bakal ditanya lho  nanti di hari kiamat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu)." Nah kalo kamu habisin masa muda tanpa ibadah, kamu bakal bilang apa ke Tuhan nanti? Setiap jawaban bakal ada balasan dari Allah lho.

Sebenernya sholat yang wajib itu sederhana, bisa dilakukan sendiri atau berjamaah, kalo berjamaah lebih sederhana lagi karena gerakan dan bacaan tinggal ngikutin imam. Cuma yang jadi masalah adalah waktunya. Ya, benar, kamu nggak salah baca, bahkan kamu setuju kalo waktu sholat datang di saat kegiatan kita nggak mau disela. Contoh mudahnya adalah saat Subuh.

Adzan Subuh di Indonesia dikumandangkan pada sekitar pukul empat atau lima pagi, yang tentu pada saat itu sebagai manusia normal kita sedang tidur. Bayangkan, sedang enak-enaknya tidur kita terbangun oleh adzan dan itu berarti kita dituntut untuk bergerak, menyentuh air yang dingin untuk menjalankan wudhu (sebagai syarat wajib sebelum sholat untuk menyucikan diri) dan melakukan gerakan-gerakan sholat. Berat bukan? Akan tetapi artikel ini tidak akan menggiring pembaca untuk memprotes Tuhan kenapa sholat dilaksanakan di waktu yang tidak menyenangkan. Artikel ini dituliskan untuk membagikan pengalaman penulis tentang sholat dan apa yang membuat kita harus melaksanakan sholat.

Muslim diwajibkan untuk melaksanakan sholat saat dirinya sudah baligh atau bisa dibilang puber. Namun sejak disarankan anak-anak sudah diajarkan dan dibiasakan untuk sholat atau jika si anak meninggalkan sholat, orangtua boleh memukul. Tentu yang dimaksud memukul adalah dengan lembut, tidak menimbulkan sakit. Itu anak lho bukan samsak, jangan keras-keras mukulnya, jangan sampe nangis. Nah, saya sendiri saat kecil sudah terbiasa sholat, cuma ya kadang masih bolong, bahkan hingga SMA. Astaghfirullah, jangan ditiru ya pembaca, adegan berbahaya, haha.

Baru lah di masa kuliah, saya sadar, bahwa sholat adalah sebuah ibadah yang tak boleh ditinggalkan. Entah kenapa saya selalu terngiang-ngiang perkataan ibu saya saat saya SMA, "kalo kamu nggak sholat, nanti orangtuamu disiksa di neraka lho." Ya Allah, kasian dong orangtua saya, masa menanggung derita gara-gara anaknya.

Di masa setelah lulus SMA, saya berusaha untuk memenuhi kewajiban sholat lima kali sehari. Ada tapinya, masih belum tepat waktu dan sholatnya sendirian. Misalnya, sholat Subuh sebangunnya. Bangun jam tujuh, ya sholat jam tujuh. Itu Subuh apa Dhuha, haha. Adzan Maghrib udah kedenger, masih asik di depan laptop. Adzan jam enam sore, setengah tujuh baru sholat. Sholat Isya, karena waktunya panjang, sholatnya sebelum tidur. Astaghfirullah, jangan ditiru ya pembaca, adegan berbahaya.

Itu terjadi sampe saya semester tujuh kuliah di salah satu kampus IT Jogja. Semester tujuh itu udah tua di kampus, sama aja udah tiga setengah tahun. Bahkan di awal-awal kuliah masih aja kadang kelewat satu sholat dalam sehari. Astaghfirullah, jangan ditiru ya pembaca, adegan berbahaya. Sampe akhirnya semester tujuh, sebagai seorang cowok lajang yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang, saya tertarik sama seorang cewek adik tingkat. Ceritanya saya singkat deh nanti malah jadi curhat dan menitikkan air mata nulisnya kalo diterusin, haha.

Nggak sih, nggak semenyakitkan itu. Singkatnya saya dan sang gadis ada sesuatu yang tidak bisa dilewati untuk bersatu, meskipun udah saling suka. Pada akhirnya saya ditinggalkan. Tentu sebagai manusia yang berhati lembut dan berperasaan saya merasa sedih. Setelah dipikir-pikir, mungkin salah saya juga nekat suka sama orang yang nggak mungkin didapatkan karena suatu batasan. Saya juga lihat dia rajin banget beribadah sesuai agamanya, kenapa saya nggak gitu. Akhirnya di tengah kecamuk perasaan saya pergi ke masjid, kali aja suasana di sana lebih adem daripada di kos. Soalnya kos saya waktu itu jarak atap dan lantai ga terlalu tinggi jadi emang panas, haha.

Sejak saat itu saya jadi sering sholat berjamaah di masjid, meskipun nggak lima waktu sih di masjidnya, cuma saya berusaha sering berjamaah. Hal yang menarik adalah sholat Subuh. Sebelumnya saya nggak pernah sholat Subuh di masjid, kecuali ada event nginep atau bepergian yang ngelewatin Subuh. Saya selalu berpikir, "Suasana Subuh di masjid itu kayak apa ya?

Sepi kayaknya deh. Apalagi pagi-pagi masih gelap gitu, jalanan apa aman? Lagian, gimana coba caranya bangun Subuh? Jam empat itu pagi banget lho." Dengan segala rasa penasaran, suatu malem di bulan Desember saya mencoba menyetel alarm ponsel saya di jam 3.50. Saya yakin tuh belum adzan Subuh, siapa tau sekalian dapet sepertiga malem. Esoknya saya bangun saat alarm berbunyi. Sunyi. Benar saja belum adzan Subuh  karena saya mendengar adzan di pukul 4.20. saya memberanikan diri berjalan ke masjid setelah adzan selesai berkumandang.

Apa yang saya dapati? Masya Allah, ternyata jamaahnya nggak sedikit lho. Saya membayangkan, paling hanya tiga sampe lima orang, ternyata saya salah, lebih dari dua puluh orang ada di masjid. Bagi saya angka itu tidak bisa dibilang sedikit. Sejak saat itu saya sering sholat berjamaah di masjid.

Inget bahwa sebagai laki-laki, kita diwajibkan lho buat sholat di masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan shalat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama'ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka".

Di hadits aja, saking wajibnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sampe mau bakar rumah laki-laki yang nggak mau sholat di masjid. Sebenernya ya nggak dibakar sih, itu hanya ungkapan betapa wajibnya sholat berjamaah di masjid, tepat waktu tentunya. Baca lagi haditsnya, kita diperintah untuk sholat setelah adzan berkumandang.

Kenapa cowok yang wajib ke masjid? Jawabannya karena cewek nggak wajib sholat di masjid. Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka." Tuh, kalo beneran cowok sholat lah di masjid, jangan di rumah.

Dari yang saya alami tadi, saya belajar bahwa patah hati bisa merubah motivasi saya jadi lebih baik. Seperti yang saya bilang tadi, saya sering ke masjid gara-gara sedih ditinggal gadis. Lebay dan kekanak-kanakan ya? Namun bagi saya justru membawa manfaat positif. Kalbu saya jadi terasa lebih tenang dan longgar. Sholat memang sebaik-baik penolong, jadi kalo udah muncul keresahan, segera sholat. Siapa tau keresahan dan masalah itu timbul karena kita terlalu dekat dengan makhluk dan dunia sampe lupa secara nggak sadar kita membuat jarak dengan Allah. Astaghfirullah. Sholat yuk!

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (Al-Baqarah: 45-46)

Berikutnya, udah nggak nyambung dengan cerita patah hati saya, tapi masih berhubungan dengan sholat.

Bulan Ramadhan 1439H tiba dan di bulan puasa ini masjid jadi penuh sesak oleh jamaah. Kalo maghrib, jamaah dateng karena mau denger pengajian, sekaligus bonus takjil dan makanan berbuka. Inget, makanan berbukanya itu bonus ya bukan menjadikan niat utama kita ke masjid, haha. Kalo Isya, jamaah dateng karena mau sholat tarawih. Meskipun kalo tarawih sih, ramenya di awal puasa aja, setelah itu shaf makin maju. Iya, makin dikit maksudnya, haha.

Nah kebanyakan mungkin berpikir, "ah ngapain sholat tarawih, sunnah ini." Weee, inget bro, sis, meskipun sunnah, ganjaran tarawih itu luar biasa lho. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk (semalam penuh)." (HR. Tirmidzi). Tuh, kamu kuat sholat semalam suntuk? Dibanding sholat semalam suntuk. Tarawih jelas lebih ringan, cuma sebelas rakaat, paling banyak juga 23 rakaat. Itu aja bacaan imamnya pendek-pendek.

Sholat tarawih sampe selesai lho ya, yaitu sampe sholat witirnya, karena yang dihitung sholat semalam suntuk yaitu yang sampe imam selesai sholat witir. Jangan diputus, cukup pacarmu yang tidak pengertian itu aja yang diputus, haha. Lagian sholat tarawih dalam setahun cuma dilakukan sebulan lho. Jangan sampe kehilangan momen terbaik buat nyari pahala banyak, temen-temen. Semangat!

Berdasarkan cerita pribadi. Dalil lengkap, cek di sumber ya!

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun