Setelah menganalisis tantangan dalam menerapkan pembelajaran ini, saya mulai menyusun strategi dan rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan maksimal agar kegiatan dapat berjalan dan terukur dengan baik. Saya menerapkan model Problem Based Learning untuk memunculkan pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik. Saya berharap dengan model pembelajaran ini, peserta didik akan lebih mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Bahan presentasi dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dikemas menggunakan media Canva yang memiliki banyak template yang menarik sehingga tidak membosankan selama pembelajaran. Padlet juga digunakan sebagai lembar kerja peserta didik pada siklus berikutnya. Sedangkan Kahoot dan Google Form adalah LKPD yang menggunakan platform online yang tersedia di internet dan dilaksanakan secara online.
Pada siklus pertama pelaksanaan praktik ini, ada dua sintaks yang diselesaikan. Langkah pertama yang saya lakukan adalah dengan melakukan apersepsi pada kegiatan pendahuluan. Saya mengajak peserta didik mengulang  kembali apa yang telah diketahui oleh peserta didik yang akan diajarkan pada pertemuan tersebut dan mengaitkannya dengan gambar yang disajikan. Lalu menyampaikan tujuan dan aktifitas yang akan dilakukan peserta didik dalam pertemuan tersebut. Tak lupa menyampaikan manfaat yang akan diperoleh setelah pembelajaran ini.
Kegiatan dilanjutkan pada kegiatan inti di langkah model Problem Based Learning. Pada langkah orientasi peserta didik pada masalah, saya memberikan gambar makanan dan minuman untuk diamati dan dibuat pertanyaan terhadap informasi video tersebut. Lalu pada langkah berikutnya adalah mengorganisasi peserta didik dengan membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok dengan mengacu kepada gaya belajar peserta didik. Lalu mendampingi peserta didik untuk mengerjakan LKPD yang disiapkan. Pada sesi ini, peserta didik diajak untuk mengerjakan aktivitas pembelajaran dalam menemukan fungsi sosial, unsur kebahasaaan dan struktur teks dari teks Label, kemudian mencari arti kata yang jarang didengar pada platform online Kahoot, serta mencari persamaan infromasi dari dua teks label yang berbeda berdasarkan struktur teksnya.
Pada siklus kedua, peserta didik masuk kepada langkah guru membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada kegiatan ini, aktivitas peserta didik adalah menuliskan review singkat tentang teks label yang sudah dibagi ke masing-masing kelompok. Peserta didik diminta menganalisis teks tersebut dengan mengobservasi label dalam masing-masing gambar pada Padlet. Ketika peserta didik sedang mengerjakan dan mendiskusikan tugas kelompok, saya mengambil nilai sikap dan ketrampilan peserta didik. Dilanjutkan dengan kegiatan mempresentasikan hasil diskusi peserta didik dari masing-masing kelompok. Untuk menentukan kelompok presentasi, saya menggunakan spinwheel agar objektif. Langkah terakhir adalah mengevaluasi dan menganalisis proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik. Seluruh peserta didik saling memberikan umpan balik terhadap hasil yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok dan digunakan sebagai bahan perbaikan. Saya memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi dan memberikan penguatan terhadap diskusi grup dan materi yang sudah dibahas oleh seluruh peserta didik.
Setelah melakukan aktivitas pada dua siklus tersebut, dampak yang terlihat adalah peserta didik menjadi lebih antusias dalam pembelajaran. Peserta didik mendapatkan dan memahami kosakata yang jarang ditemukan atau dianggap sulit oleh peserta didik dengan lebih mudah. Peserta didik menjadi lebih banyak memiliki kosakata tentang teks Label. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan, Kahoot dan model Problem Based Learning menjadi strategi belajar efektif yang melibatkan peserta didik terlibat aktif dan menambah kosakata yang belum dikuasai peserta didik. Peserta didik memiliki kemauan untuk mengulang dan mengingat kosakata yang belum dikuasai saat proses belajar berlangsung. Menurut pengamat yang berada di kelas saat proses pembelajaran berlangsung, antusias peserta didik saat diberikan kegiatan yang menggunakan Kahoot, mereka menjadi lebih interaktif dalam mengemukakan pemahaman terkait kosakata. Ketika mereflkesikan pembelajaran hari tersebut, peserta didik mengaku bahwa mereka sangat menikmati aktivitas pembelajaran diskusi dan menggunakan platform Kahoot untuk menambah kosakata. Selain itu, Kahoot dapat mereka akses di rumah masing-masing untuk menambah kosakata lainnya.
Proses pembelajaran yang menggunakan Kahoot pada model Problem Based Learning ini secara keseluruhan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Peserta didik terlihat aktif berdiskusi dan antusias dalam belajar, juga bahagia ketika berhasil mengidentifikasi kosakata yang sulit. Setelah melalui serangkaian proses belajar, tantangan tersebut akhirnya dapat teratasi dengan komitmen bersama untuk belajar memenuhi tujuan belajar bersama. Pembelajaran yang didapat adalah sebagai guru, kita harus memenuhi hak belajar anak dengan merancang pembelajaran yang terbaik sehingga peserta didik akan merasakan dampak pengalaman belajar terbaik. Guru perlu terus belajar agar mampu mengimbangi kondisi perkembangan teknologi yang banyak mempengaruhi kehidupan para peserta didik sehari-hari. Guru harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai penunjang sarana dan prasarana dalam pembelajaran untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan tangguh menghadapi globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H