Mohon tunggu...
RIZKY AMALIA
RIZKY AMALIA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Aktif menulis dan beropini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Gender di Dunia Kerja Masih Menghantui Para Wanita untuk Melanjutkan Karir Mereka

28 Agustus 2023   11:42 Diperbarui: 28 Agustus 2023   11:48 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen milik pribadi

Kesetaraan gender merupakan kondisi di mana hak dan kewajiban dapat dirasakan oleh semua orang, baik pria maupun wanita. Program ini muncul akibat dari kesenjangan serta diskriminasi yang dirasakan oleh kaum wanita. Penerapan program kesetaraan ini harus dilaksanakan agar dapat memberdayakan kembali kaum wanita dan meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik. Namun, realisasi program kesetaraan gender ini masih sulit untuk diwujudkan secara merata.

Stigma mengenai peran gender yang mengatakan bahwa pria selalu beroperasi dalam kerangka logika sementara wanita selalu berfokus pada perasaan masih berakar kuat dalam pemikiran global. Hal inilah yang mengakibatkan kaum wanita dipandang sebelah mata di aspek manapun, tak terkecuali di aspek karir mereka sehingga banyak dari sebagian masyarakat kita yang akhirnya berpikir bahwa kemajuan karir wanita hanya mungkin jika mereka mengadopsi pendekatan yang sepenuhnya rasional.

Masalah-masalah yang telah disebutkan di atas dapat dibuktikan dari Laporan Kesenjangan Gender Forum Ekonomi Dunia Global (2020) yang mengatakan bahwa hanya 22,1% perusahaan yang memiliki kepemimpinan wanita di Indonesia. Persentase keikutsertaan wanita sebagai pemimpin masih di angka yang jauh dari persentase kepemimpinan pria.

Perbedaan pendapatan antara pria dan wanita juga menjadi salah satu bukti kesenjangan yang terjadi di dunia kerja. Menurut data tahun 2022 Badan Pusat Statistika (BPS), upah rata-rata pria per jam adalah Rp 18.261,00, sedangkan upah rata-rata wanita per jam adalah Rp 16.056,00. Dengan data tersebut, kita dapat mengambil suatu persepsi bahwa gaji adalah gambaran seseorang di mana ia ditempatkan dalam perusahaan. Bisa jadi, peluang bekerja di beberapa profesi untuk wanita masih memiliki lingkup yang kecil sehinnga eksplor kaum wanita di beberapa profesi dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka juga masih minim.

Selain itu, kesenjangan ini juga dapat dirasakan saat wanita sudah berada di ligkungan karirnya, misalnya pengabaian ide dan kontribusi mereka, peluang dalam promosi jabatan, hingga perundungan di tempat kerja, termasuk pelecehan verbal dan fisik.

Dampak yang timbul dari masalah ini adalah keberagaman yang terbatas. Perusahaan atau organisasi memerlukan ruang untuk berinovasi agar dapat berkembang. Suatu inovasi dapat diciptakan dengan keberagaman lingkugan perusahaa atau organisasi tersebut. Lingkungan yang bersifat homogen cenderung memiliki persamaan pendapat. Di sinilah peran keberagaman gender untuk memajukan suatu lembaga.

Selain itu, ada beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh korban kesenjangan, seperti mengalami stres, ketidakpuasan, emosi yang kurang stabil, muncul stigma mengenai lingkungan kerja korban, dan dampak psikologis lainnya.

Kasus kesenjangan gender di dunia kerja merupakan masalah yang kompleks dan dipengaruhi banyak faktor. Kesenjangan ini juga dapat muncul akibat kebutuhan dari suatu perusahaan, tuntutan tanggung jawab keluarga yang didapatkan pria, beberapa jenis pekerjaan yang memang berisiko untuk dikerjakan wanita, kemampuan yang dimiliki individu itu sendiri, serta alasan-alasan lainnya yang dapat mempengaruhi seleksi gender di dunia kerja.

Walaupun begitu, kesenjangan gender ini tidak dapat kita generalisasi sebagai tindakan yang baik untuk dilakukan. Ada beberapa upaya kita sebagai masyarakat untuk turut serta mengurangi kesenjangan gender yang terjadi di dunia kerja.

1. Dukung inklusi

Dukungan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Perhatikan peran kita dalam mempromosika budaya kerja yang adil dan bijak serta mendukung kerjasama tanpa memandang jenis kelamin.

2. Bersikap adil

Mulailah dari diri sendiri untuk bersikap adil dan bijak kepada rekan-rekan di tempat kerja. Jika kita melihat atau mengalami kesenjangan atau diskriminasi dari rekan kerja lain, pertimbangkan untuk melaporkan kepada atasan atau departemen sumber daya manusia.

3. Berdiskusi tentang isu kesetaraan gender

Biasakan untuk berbicara dan berdiskusi tentang isu-isu kesetaraan di tempat kerja. Partisipasi aktif untuk selalu berdiskusi dalam lingkungan kerja dapat memicu sebuah perubahan secara perlahan.

4. Berani untuk menyuarakan aspirasi

Dukung rekan wanita untuk menyumbangkan ide-ide ataupun aspiarsi mereka di tempat kerja. Beranikan untuk bersuara agar sumbangan pendapat mereka diberikan tempat khusus. Hal ini juga dapat dijadikan masukan untuk membangun sebuah perubahan yang lebih baik bagi perusahaan atau organisasi.

5. Menetralisir gender pada proses rekrutmen

Perlu diingat bahwa hal ini juga dapat berhubungan dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi. Apabila kita seorang rekrutmen perusahaan atau organisasi dan tidak ada syarat tertentu mengenai gender tenaga kerja, terapkan sistem yang adil pada proses rekrutmen.

Adapun beberapa upaya lain yang dapat dilakukan oleh orang yang memiliki wewenang disebuah perusahaan atau organisasi agar tercipta kesetaraan gender di dalam lingkungan kerja.

1. Buat kebijakan yang mendukung isu kesetaraan gender

Menurut data studi Unilever terdapat 67% wanita mengalami tindakan yang tidak pantas di lingkungan kerjanya, sedangkan 55% pria juga merasakan diskriminasi yang sama. Dengan membuat kebijakan yang jelas mengenai isu kesetaraan gender, masalah mengenai perlakuan yang tidak pantas tersebut dapat dilaporkan oleh karyawan sebagai hak perlindungan mereka dibawah naungan perusahaan atau organisasi. Kebijakan tersebut akan mendukung lingkungan kerja yang baik bagi karyawan sehingga kinerja mereka berpeluang untuk meningkat.

2. Berikan kesempatan yang adil dan setara kepada seluruh karyawan 

Berikan kesempatan yang adil kepada setiap kariawan untuk maju dan berkembangkan. Pastikan bahwa setiap karyawan, baik pria maupun wanita, memiliki kesempatan untuk mempromosikan jabatan apabila kompetensi dan potensi mereka sudah memenuhi untuk kenaikan jabatan atau kenaikan gaiji.

3. Berikan karyawan tempat untuk menyuarakan aspirasi mereka

Inovasi datang dari segala jenis tingkatan, jenis kelamin, suku maupun ras, dan semua keberagaman yang ada. Perusahaan atau organisasi dapat berkembang apabila mendapatkan masukan atau aspirasi yang berbeda dari berbagai kalangan untuk maju dan menjadi perusahaan atau organisasi yang "berbeda".

Penting untuk diingat kembali bahwa kesenjangan gender di dunia kerja adalah isu yang masih sangat krusial. Meskipun telah ada kemajuan, tantangan yang dihadapi oleh para wanita dalam mencapai kesetaraan karir tetap ada. Meskipun demikian, kita juga harus mendukung keberanian dan ketekunan para wanita untuk mewujudkan impian mereka, bahkan dalam menghadapi berbagai hambatan.

Dalam perjalanan menuju kesetaraan gender di dunia kerja, peran kita sebagai individu, masyarakat, dan organisasi sangatlah penting. Kita harus terus bekerja bersama-sama untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang ada, menghapus stereotip gender yang merugikan, dan menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif untuk semua orang.

Saat kita mengejar impian dan mencari karir yang berarti, mari kita selalu ingat bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang hak-hak kaum wanita, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat dan ekonomi yang lebih kuat, beragam, dan berkelanjutan. Dengan tekad, kerja keras, dan kerja sama, kita dapat merubah narasi, sehingga kaum wanita di seluruh dunia dapat mencapai karir yang mereka inginkan. Kesetaraan gender bukanlah hanya sebuah tujuan, tetapi juga sebuah panggilan untuk perubahan yang lebih besar dan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun