Mohon tunggu...
Rzkrachmaa
Rzkrachmaa Mohon Tunggu... Freelancer - Hello, selamat datang di halaman kompasianaku, selamat membaca~

Temukan saya di instagram : @rzkrachmaa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tipe-tipe Orangtua yang Membuat Anak Tumbuh Menjadi Pribadi yang Keras Kepala

27 November 2019   23:10 Diperbarui: 27 November 2019   23:22 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menyikapi anak yang keras kepala tentu tidak mudah, tak jarang orangtua meluapkan rasa amarahnya dengan emosi dan marah kepada anak. Contohnya saat anak tidak mau mandi, tidak mau makan dan melakukan suatu kesalahan. Tidak harus dengan marah atau emosi, orangtua hanya perlu memberikan kasih sayang lebih kepada anak dan mengingatkannya secara halus dengan tutur kata yang dapat diterima anak.

Saat anak menjadi keras kepala, bisa di pastikan anak tersebut mencontoh perilaku orang disekitarnya bahkan orangtuanya. Keras kepala merupakan wujud dari sebuah ketidakmauan menerima sesuatu yang bertolak belakang dengan keinginan seorang individu. Orangtua adalah role model bagi anak anaknya dan akan berakibat fatal jika orangtua melakukan sikap yang buruk yang nantinya akan ditiru dan akan melekat pada diri anak hingga dewasa nanti.  

Saat anak meminta sesuatu dan keras kepala saat di beritahu, cara untuk menanganinya bukan dengan menuruti permintaan si anak tetapi orangtua hendaknya bersikap tegas  kepada anak tetapi juga tetapi bersikap leembut.

Nah tipe orangtua seperti apa sih yang dapat menumbuhkan sikap anak menjadi pribadi yang keras kepala?

  • sering membentak anak

saat anak bersikap keras kepala, tentunya orangtua akan bersikap lebih keras kepala dan meminta anaknya untuk menuruti kemauan orangtuanya. Namun, anak anak tidak akan mengerti isi nasehat orangtuanya jika disampaikan dengan cara membentak anak.

Bukannya akan mengerti tetapi justru anak akan merasa sakit hati dengan kata kata yang di lontarkan orangtua kepada anaknya. Dengan cara membentak anak, anak akan tetap mengikuti perintah orangtuanya, tetapi didalam hati kecilnya anak akan merasa jengkel dengan sikap orangtuanya. Sikap tersebut tentu saja membuat perkembangan anak menjadi terganggu. Anak juga akan merasa tidak bebas dalam melakukan apapun.  

2. Terburu buru dalam melakukan sesuatu

Anak anak akan  banyak permintaan yang jika tidak di turuti akan marah, menangis, teriak teriak dll. Jika orangtua adalah tipe orang yang sibuk dan tidak terlalu memperhatikan anak, orangtua tipe ini akan menuruti segala permintaan anaknya agar anaknya tidak rewel dan menangis.

Nah dalam keadaan seperti ini, orangtua hendaknya memberikan waktu sedikit untuk memperhatikan anaknya dan berbicara dari hati ke hati agar anak merasa di perhatikan serta dapat menurunkan sifat keras kepalanya sedikit demi sedikit. Menasehati anak dengan tutur kata yang mudah di pahami dan mudah di terima oleh anak.

3. berbicara dengan suara yang keras

Anak adalah makhluk yang selalu meniru apapun yang dilakukan oleh orang disekkitarnya terutama orangtuanya. Jika ayah dan ibunya selalu bersikap baik maka anak akan tumbuh dengan baik. Pun sebaliknya, jika orangtua sering melakukan sesuatu yang negative dan bersikap negative, pastinya anak akan tumbuh dengan kebiasaan yang negative.

4. Tidak konsisten dalam bersikap

Sikap orangtua yang berbeda beda saat menyikapi anaknya akan membuat anak menjadi bingung, ketika orangtua sedang dalam situasi dan kondisi yang baik, orangtua akan menurui segala keinginan anaknya. Tapi saat orangtua dalam situasi yang tidak baik, orangua akan menunjukkan sikap marah, membentak, dan berbicara dengan nada tinggi kepada anak. Ketika orangtua tidak bersikap konsisten anak akan semakin keras kepala dan tidak bisa di nasehati.

5. Selalu menuruti semua keinginan anaknya

Terkadang ada tipe orangtua yang selalu menuruti apapun keinginan anaknya agar anaknya tidak rewel dan merengek meminta sesuatu lagi. Tetapi jika orangtua selalu mengabulkan keinginan anaknya, anak akan berfikir bahwa dengan cara bersikap keras kepala orangtua akan mengabulkan permintaan nya.

Anak yang tumbuh di dalam lingkungan seperti ini, anak akan tumbuh dengan sikap keras kepala yang semakin menjadi jadi. Anak akan menjadi egois dan mementingkan dirinya sendiri.

6. otoriter

Pola asuh otoriter ini termasuk pola asuh yang kurang tepat diterapkan kepada anak. Karena pola asuh ini akan membatasi apapun yang dilakukan anak dan anak di tuntut untuk selalu menuruti keinginan orangtuanya. Jika orangtua bersikap terus terusan seperti ini, anak akan semakin keras kepala dan bisa bisa akan melawan orangtuanya saat anak sudah benar benar tidak sanggup lagi dengan sikap orangtuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun