Mohon tunggu...
Rzkrachmaa
Rzkrachmaa Mohon Tunggu... Freelancer - Hello, selamat datang di halaman kompasianaku, selamat membaca~

Temukan saya di instagram : @rzkrachmaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Memberi Punishment agar Anak Kapok?

13 Oktober 2019   09:05 Diperbarui: 13 Oktober 2019   09:43 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak adalah anugrah terindah dan anugrah paling berharga yang dimiliki oleh orangtua. Seringkali orangtua memberikan kasih sayang yang lebih kepada anak-anaknya sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang maha Esa.

Namun kerapkali anak-anak selalu melakukan kesalahan dan karakter anak yang bandel juga kadang membuat orangtua emosi. Disaat anak-anak berbuat kesalahan orangtua memberikan sebuah hukuman yang diharapkan agar anak tidak mengulangi perbuatan yang salah dan memberi efek jera kepada anak. 

Memberikan hukuman kepada anak tentu saja hal yang baik agar anak tidak mengulangi kesalahannya lagi di kemudian hari. Terapi sebagai orangtua kita perlu hati-hati dalam memberikan sebuah hukuman. Hukuman yang tidak tepat dapat mengakibatkan anak berulah semakin menjadi-jadi. 

Apalagi hukuman yang diberikan orangtua kepada anak adalah hukuman yang berupa hukuman fisik, seperti memukul, menendang dan lain sebagainya justru tidak akan mengubah perilaku anak tetapi akan memunculkan rasa benci didalam diri anak terhadap orangtuanya.

Faktanya, hampir 75 persen orangtua pasti pernah memberi hukuman berupa fisik kepada anak. Hukuman fisik sangat tidak di anjurkan oleh para psikolog anak sebab hukuman fisik memiliki dampak yang membahayakan diri anak saat sudah dewasa nanti. 

Dampak tersebut salah satunya adalah rasa trauma yang dirasakan oleh anak serta rasa ketakutan sehingga dapat menghambat perkembangan anak di kemudian hari.

Jadi, sebaiknya bagaimana cara orangtua memberi hukuman kepada anak agar anak menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahannya lagi?

1. Sebaiknya hukuman mengandung nilai positif

Bentuk hukuman yang mendidik tentu saja bermacam-macam. Hukuman yang bernilai positif sangat baik untuk merangsang perkembangan anak agar menjadi lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Meskipun kadang kala anak masih sering melakukan kesalahan seperti itu lagi tetapi tidak sampai keterlaluan.

Hukuman bagi anak-anak yang bernilai positif misalnya menyuruh anak untuk membersihkan rumah, menyapu, mengepel atau menghafal beberapa surat-surat pendek bahkan mengurangi uang saku anak, anak yang suka jajan akan berfikir jika ia ingin mendapatkan uang saku kembali maka ia tidak boleh nakal lagi. Hukuman-hukuman tersebut membuat anak akan menemukan nilai-nilai positif dari hukuman yang di berikan kepadanya.

2. Jelaskan kepada anak agar anak tahu kesalahannya

Sebelum memberikan hukuman kepada anak, cara yang bijak yang harus di lakukan oleh orangtua adalah menjelaskan kepada anak tentag alasan orangtua memberi hukuman. Tujuan dari hal itu adalah agar anak mengetahui kesalahan apa yang telah ia perbuat sehingga mengakibatkan orangtua memberikan hukuman baginya. 

Jika anak telah memahami kesalahannya maka anak akan paham dan belajar dari pengalaman agar tidak mengulangi kesalahan lagi melalui hukuman-hukuman yang telah di berikan oleh orangtuanya.

3. Tegas dalam menghukum anak
Tegas bukan berarti keras lho, memberikan hukuman kepada anak sebaiknya tetap berlaku lemah lembut tetapi tetap tegas untuk meminimalisir tindakan yang kerap kali keras terhadap anak dan menyakiti anak (fisik maupun hati). Tegas tentu saja berbeda dengan keras. 

Tegas yaitu perbuatan yang dilakukan secara tepat baik tempat maupun waktu dengan tetap menghargai bagaimana perasaan seorang anak. Sedangkan keras adalah tidakan yang didasari oleh emosi yang tanpa mempertimbangkan dampak yang di timbulkan setelah memberi hukuman kepada anak.

4. Dengarkan alasan anak
Menghukum tanpa mendengarkan penjelasan dari anak mengapa ia melakukan hal tersebut adalah perbuatan yang kurang bijak . Padahal mendengarkan alasan anak merupakan hal yang paling penting. Kebanyakan orangtua tidak jarang mendengarkan dahulu apa alasan anak dan langsung memberi hukuman. 

Mendengarkan penjelasan anak tentu saja penting sekali agar orangtua tidak salah menghukum anak. Pastinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anak memiliki alasan-alasan tertentu, maka dari itu orangtua sebaiknya mendengarkan penjelasan dari anak.

5. Jangan menghukum anak disaat sedang emosi

Mengendalikan emosi dan rasa amarah merupakan hal yang sangat penting sebelum memberi hukuman kepada anak. Rasa emosi atau rasa marah yang tidak dapat ditahan membuat orangtua memberi hukuman kepada anak tanpa pikir panjang dan tidak memikirkan dampak yang ditumbulkan. 

Dampak yang ditimbulkan dari memberi hukuman ketika sedang marah adalah dampak buruk pada psikologi anak dan diri orangtua sendiri. Maka tunggulah emosi mereda barulah memberi hukuman kepada anak agar tidak berdampak buruk bagi anak dan diri orangtua. Karena sejatinya hukuman merupakan bentuk rasa sayang orangtua kepada anak agar anak tidak melakukan kesalahan lagi.

6. Jelaskan dengan penuh kasih sayang

Dengan menjelaskan kepada anak alasan orangtua memberikan hukuman padanya bertujuan untuk kebaikan sang anak akan menumbuhkan rasa sayang dan cinta anak kepada orangtuanya. Menjelaskan mengapa orangtua menghukum anak dengan penuh kasih sayang membuat anak mengerti dan paham serta tidak akan berbuat kesalahan lagi di kemudian hari.

7. Jangan mempermalukan

Memberi hukuman yang berbentuk mempermalukan anak contonya menghukum di tempat keramaian, di depan teman-temannya dan lain sebagainya merupakan hal yang berdampak negatif bagi psikologi anak. 

Saat anak di hukum di depan teman-temannya tentu saja anak akan merasa malu dan trauma serta merasa minder. Maka dari itu sebagai orangtua jika ingin menghukum anak atau memberi hukuman kepada anak pastikan memilih tempat dan waktu yang sesuai.

8. Proporsional

Proporsional dapat di artikan dengai sesuai takaran atau tidak berlebihan. Jika dirasa kesalahan anak tidak terlalu parah sebaiknya orangtua tidak membebankan hukuman yang terlalu berat kepada anak. 

Atau sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan yang besar orangtua memberikan hukuman yang terlalu ringan pada anak. Orangtua harus menyesuaikan antara kesalahan dan hukuman agar hukuman dapat sesuai dengan kesalahan yang di lakukan oleh anak.  

Sikap orangtua dan pengasuhan orangtua tentu saja berdampak besar bagi perkembangan karakter dan pribadi anak. Menanamkan nilai-nilai yang positif kepada anak dan memberikan hukuman yang tepat atas kesalahan anak membuat anak akan terbentuk sikap disiplin dan tanggungjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun