Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Semesta Kota Winden, yang Kita Tahu Hanyalah Setetes

2 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:46 4754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Unknown | sumber: Netflix

Jika Adam dan Eva dalam kisah agama Abrahamik menghasilkan banyak keturunan, generasi demi generasi yang berjalan dalam waktu linier, Dark malah mengubahnya menjadi "tak terbatas" atau infinity. Ini gara-gara dimensi mereka berbeda dan punya keturunan dari dua dimensi merupakan "sesuatu yang salah".

Silsilah keempat keluarga di Winden, di tengahnya merupakan simbol
Silsilah keempat keluarga di Winden, di tengahnya merupakan simbol "infinity" | sumber: IMDB/Netflix

Di dalam musim ketiga, muncul tiga tokoh yang ke mana-mana selalu bersama. Pakaian mereka sama, bibir mereka juga sama-sama sumbing. Sebetulnya mereka adalah satu eksistensi, mereka adalah anak dari Adam dan Eva dalam versi muda, dewasa, dan tua. Dia (atau mereka) tak punya nama, The Unknown.

The Unknown | sumber: Netflix
The Unknown | sumber: Netflix

Hubungan antara Jonas/Adam dan Martha/Eva merupakan simbol yang "tak terbatas". Empat keluarga di Winden melakukan perjalanan dan loncatan waktu, berhubungan dan terikat satu sama lain, serta membentuk simpul eksistensi mereka sendiri.

Gara-gara penjelajahan waktu, kehidupan empat keluarga ini --yang sebetulnya satu keluarga-- menghasilkan paradoks yang terus berputar tiada ujung. Paradoks itu misalnya seperti yang sudah disebutkan di awal antara hubungan Jonas, Mikkel/Michael, dan Martha atau keluarga Nielsen.

Setelah rampung menonton serial Dark, saya jadi punya kesan kalau para tokoh di dalam serial ini punya kesamaan motivasi, yaitu berusaha memperbaiki masa lalu. Dengan bahasa lain, pada dasarnya manusia mudah terjebak di masa lalu dan gagal move on. :(

Kita kira, dengan keyakinan terhadap kehendak bebas kita bisa mengubah masa lalu. Ini jadi perenungan filsafat manusia sepanjang masa; adakah yang namanya kehendak bebas? Atau setiap jalan yang kita kira dipilih dengan kehendak bebas justru merupakan takdir itu sendiri?

Claudia Tiedemann misalnya, ia mengetahui kapan Egon Tiedemann, ayahnya, meninggal dunia. Ia berusaha mencegah kematian Egon atau paling tidak, seandainya Egon benar-benar meninggal, Claudia ada di sana untuk menemaninya. Tetapi rupanya tindakan Claudia sendiri yang menyebabkan Egon meninggal.

Apa yang dialami Claudia itu menunjukkan secuil representasi tentang takdir yang tak bisa diubah, seberapa kerasnya manusia berusaha. Dalam Dark, kehendak bebas seolah-olah hanyalah ilusi, deja vu toh terjadi terus-menerus.

Di sisi lain, rupanya kehendak bebas masih berpihak pada kehidupan. Apa yang membuat Adam, Eva, Jonas, Martha, dan Claudia berhasil memutus simpul kalau bukan kehendak bebas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun