Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Semesta Kota Winden, yang Kita Tahu Hanyalah Setetes

2 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 2 Juli 2020   16:46 4754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silsilah keempat keluarga di Winden, di tengahnya merupakan simbol "infinity" | sumber: IMDB/Netflix

Serial Dark memang dipenuhi bumbu sains. Mulai dari lubang cacing (warmhole) yang terbuka setiap 33 tahun di dalam gua Winden, partikel tuhan yang bisa menstabilkan lubang cacing dan memungkinkan adanya penjelajahan waktu, hingga keber-ada-an semesta "lain". Dalam teori fisika, kemungkinan itu ada. Tapi dalam kenyataan, belum ada pembuktian.

Yang saya suka dari Dark, dia bukan sekadar fiksi yang dibumbui sains. Beriringan dengan itu, Dark juga merepresentasikan filosofi hidup manusia yang serba rumit.

Tentang pertanyaan-pertanyaan; bagaimana setiap tindakan yang dipilih manusia bisa berdampak kepada eksistensi lain, bisakah manusia memperbaiki takdirnya dan berbuat curang pada waktu, apa itu takdir dan kehendak bebas, apa itu hidup dan kematian, apakah ada kehidupan setelah kematian, dan seterusnya, dan seterusnya.

Adam-Eva dan Jebakan Dualisme

Sejak di musim kedua, kita diperkenalkan dengan tokoh Adam. Dan ngga tau kenapa, tangan kanannya Adam bernama Noah --alias Hanno Tauber. Semula saya menaruh rasa curiga, jangan-jangan Dark mengadopsi kisah kuno dalam agama-agama Abrahamik?

Setelah trailer musim ketiga rilis, sedikit ketahuan spoiler-nya. Ada adegan yang menampilkan lukisan sepasang laki-laki dan perempuan berukuran besar, tergantung di tengah luasnya ruangan. Benar saja, lukisan tersebut adalah simbol dari Adam dan Eve/Hawa ('Eva' di dalam serial).

Eva merupakan jawaban atas kebingungan penonton di akhir musim kedua, mengapa muncul Martha "lain" sesaat setelah Martha-nya Jonas tertembak mati? "Pertanyaannya bukan dari masa mana, tapi dari dunia mana," ujar Martha "lain" kepada Jonas yang saat itu takut dan kebingungan. Ya, Eva adalah versi tua dari Martha.

Martha versi dewasa, muda, dan tua (diperankan oleh Nina Kronjager, Lisa Vicari, dan Barbara Nusse) sumber: IMDB/Netflix
Martha versi dewasa, muda, dan tua (diperankan oleh Nina Kronjager, Lisa Vicari, dan Barbara Nusse) sumber: IMDB/Netflix

Saya rasa, sejak di musim pertama dan kedua, penonton seolah-olah digiring untuk percaya bahwa hanya ada realitas tunggal. Kita dibuat percaya bahwa dunianya Jonas merupakan realitas itu sendiri. 

Sama seperti kita mempercayai realitas dalam hidup kita saat ini --apa yang kita lihat, yang kita sentuh, yang kita cium, yang kita rasakan. Padahal sejak awal sudah muncul simbol tersirat, poster serial dan intro dalam Dark visualnya selalu mirroring.

Dunia Eva adalah kebalikan dari dunianya Adam. Istilahnya parallel universe. Mirip tapi tak sama. Sama tapi tak mirip. Para tokoh dari dunia Adam hanya berganti peran dan tempat tinggal di dunia Eva. Namun semua peristiwa dan benda-benda di kedua dunia masih sama, Winden masih yang itu-itu saja.

Misalnya, rumah Kahnwald berubah jadi tempat tinggalnya keluarga Nielsen. Kemudian, Martha jadi "tokoh utama" yang selalu mengenakan jaket kuning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun