Mohon tunggu...
Rizka Khaerunnisa
Rizka Khaerunnisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mengumpulkan ingatan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Kucumbu Tubuh Indahku": Dialog Maskulinitas dan Feminitas dalam Satu Tubuh

20 April 2019   23:43 Diperbarui: 22 April 2019   08:22 3479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelah kiri: Juno (Muhammad Khan) dan sebelah kanan: si Petinju (Randy Pangalila). Menjelang pertandingan, si Petinju mencoba melakukan latihan meninju dengan cara menutup matanya dan hanya mengandalkan insting. Juno berperan sebagai lawan si Petinju. Yang unik, kita justru melihat dengan jelas bentuk binaritas antara maskulin (meninju) dan feminin (menari yang dilakukan Juno) di dalam adegan ini. (Foto: imdb.com/FourcoloursGo-Studio)

Puncak kemarahan Juno terhadap bentuk kekerasan digambarkan pada adegan menjelang closing dimana ia berlari menjauhi arena pertarungan berdarah--pertarungan antara Warok-nya melawan warok lain--dan menceburkan dirinya ke dalam kolam air. Sang Warok (Whani Dharmawan) menghampiri Juno dan berusaha memeluknya di dalam kubangan air. Juno berontak, melampiaskan amarahnya. Ia menangis dalam pelukan Warok.

Dalam hal ini, "air" merupakan lawan dari "darah". Cara Juno menceburkan diri ke dalam kolam air itu adalah upayanya mendamaikan kekerasan. Sebab dengan membasuh air sebanyak-banyaknya pada tubuhnya, darah bisa larut dan lenyap. "Darah" adalah maskulin, "air" adalah feminin. Juno butuh mengimbangi hidupnya dengan kedua unsur itu agar tak menjadi trauma yang menyiksa dan berkepanjangan.

Sang Warok (Whani Dharmawan) tengah memeluk gemblak-nya, Juno (Muhammad Khan), sesaat setelah pertandingan berdarah. (Foto: imdb.com/FourcoloursGo-Studio)
Sang Warok (Whani Dharmawan) tengah memeluk gemblak-nya, Juno (Muhammad Khan), sesaat setelah pertandingan berdarah. (Foto: imdb.com/FourcoloursGo-Studio)

Apa yang dilakukan Juno itu sama seperti yang terjadi pada ayahnya. Dalam adegan pembuka film, tampak Ayah Juno membasuh tubuhnya dengan air--gerakannya sangat frustasi--di pinggir sungai. Awalnya saya tak mafhum mengapa. Ayah Juno juga hanya mengambil porsi adegan yang sedikit. Setelah berada di tengah-tengah plot--penerangan ini dituturkan melalui Paman Juno--saya baru paham bahwa Ayah Juno juga memiliki trauma besar pada darah.

Pada 1965 silam, di desa tempat Juno lahir terjadi pembantaian orang-orang yang dianggap komunis. Mayat-mayat memenuhi aliran sungai di desa itu. Darah ada di mana-mana. Keluarga Juno akhirnya berpencar-pencar, memutuskan hidup menyendiri. Ayah Juno pun akhirnya pergi entah ke mana, berharap agar traumanya yang nyaris gila itu bisa hilang. Ayah Juno pergi meninggalkan Juno sendirian di rumah.

"Darah" inilah manifestasi yang paling kentara dari wajah kekerasan dalam Kucumbu Tubuh Indahku. Bahkan meski darah itu muncul setitik di ujung jari Juno, tetap bermakna kekerasan jika itu dilakukan secara paksa. 

Setelah Juno agak dewasa (Muhammad Khan), ia masih saja merasakan trauma itu ketika bagian tubuhnya tak sengaja tertusuk jarum. Ia akan menatap cukup lama pada jarum itu (atau peniti) dan titik darah yang keluar, seolah-olah tengah berupaya keras mendamaikan konflik yang berkecamuk di dalam dirinya.

Perihal "darah" dan "air" ini mungkin hanya bagian cangkangnya saja dari kerumitan konflik yang melingkupi hidup Juno. Konflik paling inti dari kehidupan Juno sebenarnya berada di dalam tubuhnya sendiri. Seperti analogi "senja" yang di awal saya katakan. Tubuh Juno mengandung maskulinitas sekaligus feminitas.

Dialog Maskulinitas dan Feminitas
Saya sangat menikmati simbol-simbol yang dimunculkan Garin di sepanjang film. Jika penonton teliti, maka akan menangkap beragam wujud binaritas, entah itu mewujud benda, kata, hal yang esensial, bahkan dalam karakter para tokohnya sendiri. 

Saya pikir, inilah letak kekuatan Kucumbu Tubuh Indahku. Ia harus dipahami dengan memetakan makna yang tersembunyi. Cara yang seksi dan anggun. Binaritas simbol "darah" dan "air" hanya satu contoh saja dari ragam simbol yang direkam Garin dengan cara yang indah.

Secara fisik, tubuh Juno adalah tubuh laki-laki. Dalam definisi normatif, tubuh laki-laki harus diisi dengan sifat-sifat yang maskulin. Tapi masalahnya tubuh laki-laki Juno tak bisa patuh pada definisi normatif itu; jiwa dalam tubuh Juno adalah feminin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun