Mohon tunggu...
Ryu Kahn
Ryu Kahn Mohon Tunggu... Lainnya - Lahir Pada Tanggal 02 Juli 2010

Pelajar, Usia 10 Tahun. Ingin jadi Kompasianer termuda (semoga demikian)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Perubahan Iklim di Tahun 2022 Mendorong Cuaca Panas dan Banjir Ekstrim

28 Agustus 2022   17:54 Diperbarui: 28 Agustus 2022   17:55 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

28 Juni 2022 - Peristiwa cuaca ekstrem sampai hujan lebat telah menyebabkan pergolakan luas di seluruh dunia pada tahun ini, dengan hasil ribuan hingga jutaan orang mati dan mengungsi ke berbagai tempat.

Dalam 3 bulan terakhir, hujan monsun menyebabkan banyaknya banjir di Bangladesh, dan juga gelombang panas yang telah menyerang bagian Asia Selatan sampai Eropa, tidak lupa dengan kekeringan yang terjadi di beberapa bagian Afrika Timur.

Dari semua kejadian tersebut, peneliti menyebutkan bahwa perubahan iklim adalah penyebabnya.

Beberapa bulan lalu, sebuah tim ilmuwan menerbitkan sebuah studi di jurnal Environmental Research: Climate. Para peneliti meneliti peran perubahan iklim dalam beberapa peristiwa cuaca individu selama 2 dekade terakhir.

Temuan ini telah mengkonfirmasi peringatan tentang pemanasan global akan merubah dunia ini, juga, memperjelas informasi apa yang telah hilang.

Untuk gelombang panas dan curah hujan ekstrem, "kami menemukan bahwa kami memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang bagaimana intensitas peristiwa ini berubah karena perubahan iklim," kata rekan penulis studi Luke Harrington, seorang ilmuwan iklim di Victoria University of Wellington.

Namun, hal yang kurang dipahami adalah bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kebakaran hutan dan kekeringan besar.

Untuk makalah ulasan mereka, para ilmuwan memanfaatkan ratusan studi "atribusi" atau penelitian yang bertujuan untuk menghitung bagaimana perubahan iklim mempengaruhi peristiwa ekstrem menggunakan simulasi komputer dan pengamatan cuaca.

Namun, ada beberapa data yang hilang dari negara-negara dengan pendapatan rendah sampai menengah, sehingga akan menjadi lebih sulit untuk mengetahui hal apa saja yang terjadi di negara-negara tersebut, kata rekan penulis Friederike Otto, salah satu ahli klimatologi yang memimpin kolaborasi penelitian internasional World Weather Attribution (WWA).

GELOMBANG PANAS

Dengan adanya gelombang panas, sangat mungkin bahwa perubahan iklim akan memperburuk keadaan.

"Hampir semua gelombang panas di seluruh dunia telah dibuat lebih intens dan lebih mungkin oleh perubahan iklim," kata rekan penulis Ben Clarke, seorang ilmuwan lingkungan di University of Oxford.

Pada umumnya, gelombang panas yang sebelumnya memiliki peluang 1 dari 10 terjadi sekarang sudah hampir 3 kali lebih mungkin terjadi. Dan memuncak pada suhu sekitar 1 derajat lebih tinggi. Semua hal itu tidak akan terjadi jika perubahan iklim tidak ada.

Gelombang panas april yang melihat merkuri naik di atas 50C atau sekitar 122F di India dan Pakistan, seperti contoh, dibuat 30 kali lebih mungkin oleh perubahan iklim, menurut WWA.

Gelombang panas di seluruh Belahan Bumi Utara pada bulan Juni - dari Eropa hingga Amerika Serikat. "Persis apa yang ditunjukkan oleh makalah ulasan kami ... frekuensi gelombang panas telah naik begitu banyak," kata Otto.

CURAH HUJAN DAN BANJIR

2 bulan lalu, China mengalami banjir yang sangat luas, diikuti oleh hujan lebat. Pada saat yang sama, Bangladesh dilanda banjir yang sangat kuat.

Secara keseluruhan, curah hujan menjadi lebih umum. Itu dikarenakan udara yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembaban, sehingga awan badai semakin berat dan pecah.

Namun, dampaknya bervariasi dalam beberapa wilayah, dengan beberapa wilayah tidak menerima cukup hujan, kata studi tersebut.

KEKERINGAN

Ilmuwan masih sangat keras untuk mencari tau kenapa perubahan iklim dapat memicu kekeringan.

Beberapa daerah telah mengalami kekeringan yang cukup parah. Suhu yang lebih hangat di bagian barat AS telah menyebabkan mencairnya salju dan terjadinya penguapan, kata studi tersebut.

Dan sementara kekeringan Afrika Timur belum dikaitkan langsung dengan perubahan iklim, para ilmuwan mengatakan penurunan musim hujan musim semi terkait dengan perairan yang lebih hangat di Samudra Hindia. Hal ini menyebabkan hujan turun dengan cepat di atas lautan sebelum mencapai tanduk.

KEBAKARAN

Gelombang panas dan kondisi kekeringan juga memperburuk kebakaran hutan yang besar. Sekitar 100 ribu hektar terbakar habis.

Kebakaran berkecamuk di seluruh negara bagian New Mexico, AS pada bulan april, setelah pembakaran terkendali yang semakin lama tidak terkendali, menurut U.S. Forest Service.

SIKLON TROPIS

Pada skala global, frekuensi badai tidak meningkat. Namun, topan sekarang lebih umum terjadi di Pasifik tengah dan Atlantik Utara, dan kurang di Teluk Benggala, Pasifik Utara bagian barat, dan Samudra Hindia selatan, kata studi tersebut.

Ada juga bukti bahwa badai tropis menjadi lebih intens dan bahkan mengulur-ulur waktu di darat, di mana mereka dapat memberikan lebih banyak hujan di satu daerah.

Jadi sementara perubahan iklim mungkin tidak membuat Topan Batsirai lebih mungkin terbentuk pada bulan Februari, itu mungkin membuatnya lebih intens, mampu menghancurkan lebih dari 120 ribu rumah ketika menghantam Madagaskar.

**

Makassar, 28 Agustus 2022
Penulis: Ryu-Kahn Gotama Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun