Mengulik sedikit soal wisata ini, dulunya lokasi ini merupakan area persawahan yang menghasilkan aneka palawija dan sayur-mayur yang kerap dikirim ke berbagai daerah. Namun, di tahun 2016 para pemilik lahan yang tergabung dalam Kelompok Tani Padusan pun mulai berinisiatif untuk memanfaatkan lahannya sebagai tempat wisata.
Ini tidak lepas dari banyaknya bangunan-bangunan beton yang berdiri kokoh di area sekitar, membuat para pemilik lahan memilih banting setir. Dari petani menjadi pengelola tempat wisata. Karena tak mau kehilangan mata pencaharian, mereka pun mulai berinovasi.
Meski dari kelompok tani baru dua orang yang memanfaatkan lahannya sebagai tempat wisata, namun tidak menutup kemungkinan tahun ini akan menambah inovasi wisata baru yang masih satu area ini. "Rencannya ada wisata bunga di atas taman kelinci dan kebun stroberi," imbuh pria 33 tahun ini.
Ia pun menaruh harapan, dengan adanya inovasi dari kelompok tani yang memanfaatkan lahanya sebagai area wisata dapat membawa perubahan yang siginifikan kedepannya. Sehingga pemerintah lebih tergerak untuk memperhatikan nasib para petani yang mulai kehilangan lahannya karena dikuasai oleh pemilik lain. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H