Mohon tunggu...
Rorry Nurmawati
Rorry Nurmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Freelance writer || I love and passion for photography || If you have any question, please let me know at aslirorry@gmail.com or DM Instagram @ryrorry_

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menengok Perajin "Pande" Besi Tradisional Terakhir di Trowulan

23 Agustus 2018   17:16 Diperbarui: 23 Agustus 2018   20:10 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengasahan besi secara manual untuk menghasilkan ketajaman yang sempurna/Foto pribadi

Sedikit harapan darinya  untuk dapat menurunkan ilmunya kepada generasi penerus di kelurganya. Tapi, keinginan itu harus ditepis jauh-jauh. Pasalnya, ia merupakan generasi terakhir dan tak ada keturunan laki-laki lain di keluarganya.

 "Saya generasi terakhir yang bisa seperti ini. Sedangkan anak saya cuma satu itu pun perempuan. Anaknya adik juga perempuan," jelasnya pria 59 tahun ini.

Di tengah kepanikannya dan gempuran alat modern, Supriyo tetap bertahan menggunakan alat tradisional. Meskipun dari pemerintah daerah telah memberikan bantuan kepada lima perajin pandai besi sebuah alat modern. Sayangnya, ia menolak.

"Dulu sempat ada bantuan alat blower, tapi saya tolak. Karena saya ingin mempertahankan pembuatan ini secara manual," tegasnya.

Pengasahan besi secara manual untuk menghasilkan ketajaman yang sempurna/Foto pribadi
Pengasahan besi secara manual untuk menghasilkan ketajaman yang sempurna/Foto pribadi
Diceritakan oleh Supriyo, dulunya kawasan Trowulan yang konon merupakan pusat Kerajaan Majapahit, banyak dijumpai para perajin pande besi. Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari 45 perajin yang eksis pada masanya.

Namun, seiring berjalannya waktu para perajin itu mulai mengalami penyusutan. Pun mulai banyak yang memilih gulung tikar dibanding harus bertahan diantara himpitan persaingan dan modernisasi.

"Kalau yang bertahan sampai saat ini masih ada lima orang. Tapi hanya saya yang memakai cara tradisional, kalau lainnya sudah pakai mesin," ungkap Supriyo.

Meski harus tertatih-tatih dalam mempertahankan pande besinya, Supriyo tak pernah pantang arah. Buktinya, hingga saat ini ia masih sering menerima pesanan dari luar daerah hingga provinsi. Seperti Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, ia juga kerap mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun