Modern kini, semakin berkembang dengan seiring berjalannya waktu. Berbagai sarana media ditampilkan untuk menunjang pembelajaran anak. Mulai dari visual hingga non visual. Meski demikian, masih ada beberapa orang yang memanfaatkan sarana media dengan menggunakan boneka untuk menstimulus anak sebagai pembentukan karakter.
Misalnya saja di Kota Mojokerto, Jawa Timur ini. Sekelompok orang yang tergabung dalam Taman Baca Pojok Alun-alun, membuat sebuah gebrakan dengan memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak usia dini.
Pengajaran yang diberikan tidaklah seformal di sekolah pada umumnya, melainkan mencammpurkan bumbu-bumbu permainan yang mudah dimengerti. Salah satunya memanfaatkan boneka sebagai sarana edukasi.
Memey, boneka perempuan yang mengenakan pakaian warna merah jambu muda ini selalu menyambut kehadiran anak-anak disetiap minggu pagi.
Boneka yang memiliki dua kuncir rambut ini, tak pernah absen untuk memberikan dongeng kepada anak-anak yang senantiasa menunggu kehadirannya. Tepat pukul 08.00 wib, Memey telah disambut puluhan anak yang sengaja meluangkan waktu bersama orangtuanya.
Mereka tidak lain adalah Vera Prayuwati, Ike Margareta dan Dini Pristiwi Ningrum yang mendirikan Taman Pojok Alun-alun. Berbekal nekat, awalnya tiga perempuan ini mencoba menularkan budaya membaca bagi anak usia dini. Sehingga, anak-anak dapat melek pengetahuan melalui buku yang tak lain sebagai jendela berbagai macam pengetahuan.
Namun, seiring berjalannya waktu mereka menambahkan formula baru dengan memanfaatkan boneka sebagai sarana edukasi pembelajaran. "Kalau awalnya ya, mereka ambi buku sesuka hati. Mau baca apapun boleh. Tapi, sekarang sebelum mereka mau baca sendiri atau melakukan aktifitas sendiri, kami membukanya terlebih dahulu dengan mendongeng bersama boneka Memey," kata Vera Prayuwati.
Tema mendongeng pun berbeda-beda setiap minggunya. Mulai dari cerita rakyat Indonesia hingga cerita pembentukan moral dan budi pekerti anak, disampaikan secara apik oleh Ike Margareta. Gelak tawa anak-anak saat mendengarkan ceritapun terdengar riang hingg tak jarang menarik perhatian warga Kota Mojokerto yang sedang berjalan pagi di Car Free day (CFD) minggu pagi.
Kegiatan yang dikemas menarik selama satu jam ini, tak melulu membaca. Melainkan juga berhitung dan mengenal objek melalui permaian.
Meski tak mengenal satu sama lainnya, terlihat beberapa anak tak canggung bermain bersama.Â
"Siapapun boleh mampir ke sini, karena memang di sini tak terikat. Jadi, hampir setiap minggu anak-anak yang datang selalu berbeda-beda. Tapi ada juga peserta yang setia datang setiap minggu," jelas perempuan yang akrab disapa Vera ini.