Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kotak Pandora Novel Baswedan Dibuka, Siapa Disasar?

11 November 2019   14:59 Diperbarui: 11 November 2019   17:32 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KompasTV.com

Disinal ada pejuang keadilan (SJW) ala medsos yang membela Novel berteriak, bahwa viralnya video Net TV secara mendadak adalah dalih untuk mengelabuhi publik, dan video tersebut di tahan viralnya oleh divisi Cyber Polri.

Dalih bagaimana? Secara logika, siapa pihak yang paling diuntungkan jika persepsi publik tentang kasus Novel adalah rekayasa?

Tentunya adalah pihak yang merasa dirugikan oleh Novel, bisa pihak Basuki Hariman, bisa pihak Setya Novanto, atau pihak Kepolisian sendiri, tempat Novel pernah bernaung. 

Bahkan ada warganet yang ke-SJW-SJW-an terus berbicara bahwa viral video Net TV adalah upaya untuk melindungi Mendagri Tito Karnavian. 

Pertanyaannya, mengapa harus menunggu dua tahun? Kenapa tidak ketika Tito masih menjabat Kapolri?

Jika Tito ingin menggiring opini publik, tidak perlu menunggu dua tahun, saat itu juga semua bisa dibuka. Justru lebih menguntungkan untuk Tito. Tidak ada faedahnya Polri menahan viral video itu.

Bagi saya, video itu tidak viral karena Net TV kurang nge-hitz aja untuk urusan politik, Net TV dianggap media hiburan. Tidak perlu berpikir rumit.

Naiknya Tito menjadi Mendagri dan Idham Aziz sebagai Kapolri juga saya tidak melihat ada hubungannya dengan kasus Novel. Tito naik menjadi Mendagri lebih kepada kecakapannya dalam menghadapi radikalisme berbaju organisasi politik. Plus sebagai triumvirat bersama Menlu Retno Marsudi untuk menemani Menhan, Prabowo Subianto yang notabenenya adalah "bekas" oposisi.

Sedangkan Idham Aziz memang memiliki track record sebagai penghancur teroris yang bersisihan dengan radikalisme. Jadi urusan Tito dan Idham adalah soal terorisme dan radikalisme. Dunia ini bukan cuma soal Novel Baswedan.

Tapi kembali lagi, kuncinya kasus Novel harus dituntaskan, agar publik tidak terus bertanya-tanya.

Jadi kotak pandhora siapa yang dibuka? Polri, Novel sendiri atau Paijo?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun