Lantas kenapa IHSG justru masih stabil?
Itu karena ditopang oleh para investor lokal yang sudah mulai banyak dan didukung oleh para aktifis saham yang getol menyuarakan investasi saham/surat berharga.
Di situlah kejelian pemerintah dalam kampanye Yuk Nabung Saham dan genjotan pajak di mana Pemerintah menyiapkan cadangan "uang" sebanyak mungkin lewat setoran pajak. Jika suatu saat krisis itu muncul, harapannya program Pemerintah tidak mandek.
Tapi justru di situlah kekhawatiran saya bahwa sebetulnya pemerintah sudah memprediksi ekonomi global akan goyah.Â
Karena anomali ini selalu hadir 1-3 tahun sebelum krisis terjadi. Dan saat ini, Presiden Jokowi melalui Sri Mulyani pun (mungkin) sudah memprediksinya sejak 2015.Â
Lalu kapan krisis itu akan tiba? Tidak ada yang tahu pasti, bisa 2020, 2021 atau bahkan 2022, atau bisa jadi juga ekonomi tetap baik-baik saja dimana ini cukup jarang terjadi jika anomali di atas sudah terbentuk.
Lalu apa pemicu selanjutnya?
Pemicu selanjutnya adalah kondisi dalam negeri. Meskipun Presiden sudah ditetapkan pemenang, tetapi gelombang politik belum juga reda, bahkan terkait revisi UU KPK yang masih jadi polemik dan berpotensi ditunggangi pihak yang "penasaran".
Tiba-tiba pun Papua kembali bergejolak, sebuah runtutan fenomena yang seperti dibuat bahwa ekonomi Indonesia yang sedang membaik ini harus turun kembali.
So, jadi bersiaplah, winter is coming.
***