Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Djarum Melahirkan Juara, KPAI Ngapain Aja?

9 September 2019   20:22 Diperbarui: 9 September 2019   20:39 3127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Legenda PB Djarum, sumber foto: https://www.bola.com

Belum lagi nama-nama besar seperti Minarti Timur, Haryanto Arbi, Chandra Wijaya, legenda Tantowi Ahmad bersama partnernya Liliyana Natsir hingga nama besar baru Kevin Sanjaya, yang bersama Marcus Gideon baru saja merebut emas di Asian Games 2018 hingga memecahkan rekor 7 gelar BWF Superseries 7 tahun berturut-turut!

KPAI memang benar, tapi di sisilain, disitulah saya dan kawan-kawan tumbuh bersama kebanggaan Merah Putih.

Disitulah saya ikut menangis ketika smesh keras Alan Budikusuma tidak dapat dihentikan oleh Thomas Stuer Lauridsen asal Denmark, dan memastikan all Indonesian Final di Olimpiade Barcelona 1992. 

Darah saya berdesir melihat perjuangan Tantowi bersama Liliyana Natsir menggondol medali emas di Olimpiade Rio de Jeneiro, Brasil pada 2016. Dan yang terbaru, terharu ketika Kevin Sanjaya merebut emas di nomor ganda putra Asian games 2018.

Momen-momen itulah titik dimana rasa Indonesia saya memuncak, gue Indonesia! Disitulah saya bangga menjadi orang Indonesia. Gegap gempita riuh rendah suara suporter selalu sesak mengisi dada ini. 

Saya ikut melonjak, ikut berteriak, ikut kecewa, ikut bahagia dan ikut mengepalkan tangan ini ke udara hanya untuk mendukung negara Indonesia yang kaya namun masih miskin.

Disinilah titik dimana saya melupakan tentang negara yang bobrok akibat korupsi masa lalu, negara yang tak kunjung usai mengurus polemik negara merdeka, negara yang baru punya MRT setelah bertahun-tahun mangkrak, negara yang katanya punya mental di jajah, mental "Inlander". 

Ya, saya melupakan itu semua, saya sangat bangga melihat bendera Merah Putih terkerek gagah di tiangnya bersama lagu Indonesia Raya. Bangsa kita bukan bangsa "Inlander", bangsa kita mampu untuk mengalahkan negeri penjajah.

Dan sekarang, KPAI mau merenggut itu semua?

Apakah anak cucu saya nanti masih bisa melihat bendera kami berkibar di Negara adidaya? Masihkan anak cucu saya merasakan rasa patriotisme yang saya rasakan?

KPAI memiliki tanggung jawab moral untuk itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun