Ya, Gibran cuma suka nge-like twitter tokoh-tokoh pendukung Prabowo yang sering menjelekkan Jokowi.  Diantaranya ada Ust Haikal, Tengku Zul bahkan pernah beberapa tokoh DPR oposisi, tapi terbanyak adalah akun-akun haters Jokowi.Â
Cuma nge-like, ya cuma nge-like. Tidak lebih. Jika dilihat lebih jauh, Like tersebut sebetulnya sebuah narasi sarkas kepada para haters. Kesannya menyukai, tapi coba lihat dampaknya.
Like yang di berikan Gibran pasti masuk ke lini masa followers-nya, dan para followers yg buanyak tadi otomatis ikut melihat postingan twitter para haters yang membangkitkan gairah berjihad online.
Akhirnya, akun-akun haters diserbu para followers Chilli Pari, beberapa malah melaporkan cuitan haters dan menenggelamkan akun haters itu sendiri. Sebuah strategi cerdas dari seorang tukang martabak.Â
Ya, daripada sibuk mencuit, dia malah memilih nge-like. Gibran seperti mengajari kita "mas, kalo sampeyan gak terkenal-terkenal amat, gak usah rame di twitter deh, berisik"
***
Itulah tadi empat hal yang membuat Jokowi tenang-tenang saja. Kerusuhan Mei lalu seperti sudah terbaca rapi.Â
BG, Tito dan Hadi Tjahjanto adalah trio maut penjaga NKRI. Tidak ada drama di tubuh Polri dan TNI, tidak ada kutil dalam daging.
Drama justru muncul dari para purnawirawan TNI di luar sana. Penyelundupan senjata pun dengan mudah diringkus. Para saksi pun bersaksi, dan akhirnya, drama oposisi pun berujung pada pengakuan tersangka yang mengarah pada pihak Cendana.Â
That's awesome Mr. President.
Wahai kaum #YNWA, mari angkat gelas kopi tinggi-tinggi.