Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ini Lho Kenapa Jokowi Yakin Menang

13 Juni 2019   18:23 Diperbarui: 13 Juni 2019   19:58 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BG adalah sosok yang pendiam nan misterius, mirip Rangga AADC kan? Coba lihat Rangga, jarang bicara tapi sekali action, nyelekit. Cinta dibuat terkewer-kewer sampai rela nyusul ke Bandara, eh nyusul lagi ke Jogja, eh nyusul lagi ke Amerika, kurang greget apalagi coba si Rangga ini.

Mirip persis dengan pak BG, BG adalah manifestasi sempurna dari frasa Jawa "Meneng ning nyokot". Diam tapi menggigit. Diam-diam jadi ajudan bu Megawati, diam-diam jadi calon tunggal Kapolri, diam-diam kesandung kasus, diam-diam pula jadi Kepala telik sandi, alias Intelijen.

Sesuai dengan karakternya, BG lah sosok intel sebenarnya. BG lebih intel dari intel. Informasi kelas atas pasti dia punya semua. 

Jangankan soal Kivlan Zein yang katanya hobi keluar masuk Masjid, info kejombloanmu mungkin blio juga punya. Ngeri kan gaes.

Mengangkat Panglima TNI, Hadi Tjahjanto

Pengangkatan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI cukup mempesona. Akhirnya Indonesia punya dua perwira Angkatan Udara (AU) sebagai Panglima TNI setelah Marsekal Djoko Suyanto di era SBY. Asal tahu saja, Angkatan Udara (AU) adalah angkatan bersenjata yang diam-diam mempesona.

Apalagi waktu saya kecil dulu, film Top Gun ala Tom Cruise dan Perwira Ksatria ala Dede Yusuf, membuat nyaris seluruh anak cowok merubah cita-cita klasiknya dari seorang dokter menjadi seorang penerbang pesawat tempur. Para pilotnya ganteng, berkumis, gagah dan yang terpenting, gak banyak omong.

Marsekal Hadi Tjahjanto menggambarkan sosok itu semua. Dan yang terpenting di mata Jokowi, Hadi Tjahjanto adalah sosok yang bisa berkolaborasi dengan "saingan TNI" lama, yaitu Polri. 

Marsekal Hadi dan Tito Karnavian di media menunjukkan pada kita arti sinergi angkatan bersenjata Indonesia. Sinergi yang lama kita tidak lihat.

Berkali-kali di media baik Marsekal Hadi maupun Tito berkata mereka saling kakak-adik. Tentu bukan sembarang hubungan kakak-adik akibat cinta ditolak. Disini terlihat kejelian Jokowi.

Kenapa? Untuk menghadapi 2019, Jokowi butuh Panglima TNI yang loyal dan bisa bersinergi dengan Polri. Maklum, di tubuh TNI dan Ex-TNI sudah bukan isu baru kalau banyak terkotak-kotak, bahkan ex Panglima TNI Gatot Nurmantyo pun tidak jelas betul berada di posisi mana.

Dan rival Jokowi adalah ex-TNI yang pernah berkuasa di jajaran elit Kopassus. Tim Mawar pun ada kaitan dengan Kopassus di masa lalu. Terlalu ngeri buat Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun