Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Kilas] Sebuah Cerita Prabowo dan Hoax Masa Lalu

13 Januari 2019   17:05 Diperbarui: 13 Januari 2019   17:34 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo dicopot, Mayjen Djamari Chaniago didapuk menjadi Pangkostrad baru keesokan harinya. Letjen Johny Lumintang menjadi Pangkostrad sementara. Selama masa pimpinan sementara itu Prabowo minta bertemu dengan Habibie.

Prabowo datang ke Wisma Negara tanpa senjata. Disitu Habibie menjelaskan alasan kenapa Prabowo di ganti.

"Anda tidak dipecat, tetapi jabatan Anda diganti,"  begitu ucapan Habibie. Namun bagi kesatuan TNI, diganti dari jabatan strategis sama saja dipecat, harus ada alasan khusus.

Habibie pun bercerita adanya laporan dari Wiranto dan upaya ancaman makar. Prabowo berdalih bahwa pengerahan pasukan adalah dalam rangka mengamankan Presiden. Padahal pengamanan Presiden masuk dalam protap Paspampres yang bertanggung jawab langsung kepada Pangab.

Bahkan dibuku itu tertulis bahwa dengan nada marah Prabowo berkata: "Presiden apa Anda? Anda naif,".

"Masa bodoh, saya presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie.

Prabowo pun memohon agar jabatannya diperpanjang. Dari tiga bulan, hingga akhirnya tiga hari. Namun semua tidak disetujui oleh Habibie. Bagi Habibie, sekali hox maka tiada lagi ruang untuk bisa di percaya, meskipun hanya sesaat.

Alasan hoax tentara Kostrad ingin mengamankan Presiden pun gagal. Habibie adalah sosok yang logis, beliau lebih percaya laporan yang valid dari sumber valid. Bukan laporan bombastis.

Jadi sangat wajar jika lawan terberat Jokowi saat ini bukan Prabowo, melainkan hoax dan fitnah yang sengaja diciptakan untuk menghancurkan nama baik.

Jadi, kita jangan 'gumunan' jika banyak sekali hoax yang beredar. Hoax yang semuanya menyasar pada pemerintah, bahkan usaha delegitimasi Pemilu dengan penyebaran hoax 80 juta suara di dalam 7 kontainer.

Hoax dibutuhkan dalam militer, tujuannya untuk mengelabuhi musuh atau memperlemah lawan. Tapi ketika hoax di bawa ke politik, itu bencana. Siapa yang mau dikelabuhi? Rakyat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun