Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Jokowi Seorang Libero

29 Desember 2018   00:11 Diperbarui: 29 Desember 2018   09:36 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim oposisi sedang mencari bentuk serangan baru, setelah Kick and Rush justru menciptakan pola yang terburu-buru, meskipun kompak. Dahnil bahkan mengucap di Kompas TV bahwa "tim petahana fokus saja pada prestasi pak Jokowi, jangan terus mencari kesalahan pak Prabowo". Lho kok?

Ini adalah bahasa tim petahana ke tim oposisi. Jokowi selalu difitnah, sehingga timbul kalimat "fokus saja ke prestasi pak Prabowo, daripada fitnah terus ke pak Jokowi." Kebalik atau copy paste?

Jika copy paste, yang berarti oposisi sedang mencari bentuk. Copy paste sangat mudah terbaca.

Fitnah sudah tidak mempan, Jokowi sendiri yang menghalau di lini paling belakang, sweeper. Bola tidak dibuang keluar lapangan melainkan ditahan, mengecoh lawan sembari maju ke depan. Tiba-tiba melancarkan tembakan dalam bentuk "reuni keluarga" di Mata Najwa. Gol.

Serangan tentang ke-Islaman Jokowi pun sekarang ditangkap dengan baik oleh sang Kiper, KH Ma'aruf Amin. Bergeraknya beberapa tokoh aksi 212 hingga desakan mundur Amien Rais dari PAN.

Ternyata tidak sampai disitu saja. Selama Jokowi maju kedepan, Archandra dan Jonan bergerak senyap, bola bergerak dinamis, cepat. Freeport gol lagi. Seakan sudah membaca serangan lawan berikutnya, Mahfud MD dan Sri Mulyani seperti bergerak rapat menutup lini pertahanan. Pun memakan korban, blunder Rachel Maryam.

Permainan sang Libero ternyata masih lebih jauh lagi. Jokowi perlahan mulai memainkan bola panas uang Yayasan Supersemar. Dimana pada 19 Oktober 2017, MA menolak perlawanan eksekusi Yayasan Supersemar. Nebis in idem. Negara menang.

Berapa jumlah uang yang berhasil dibawa kembali ke Negara? Rp 241 Milyar, belum termasuk Gedung Granadi dan tanah di Megamendung, Kampung Citalingkup, Bogor, seluas 8.120 m2.  Siapa yang terkait itu semua? Orde baru, keluarga Soeharto dan kroninya.

"Lalu apa selanjutnya, bro?"

"Menunggu tim Jokowi membangun serangan narasi menyerang kelemahan oposisi, yang model-model seperti celetukan Rachel-lah, atau tulisan Hersubeno, receh tapi nyangkut di masyarakat, bahaya lho," katanya.

"Hmm..masalahnya Total Football tidak pernah mengeluarkan barang receh bro," ujar saya sambil mengepulkan asap kretek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun