Jika Gerindra tetap melakukan invasi ke Jawa Tengah, saya khawatir Jokowi dalam waktu singkat akan merubah pola, melakukan serangan kilat, masif dan terstruktur. Blitzkrieg.
Blitzkrieg efektif jika didukung dengan sumber daya yang kuat. Dan dengan basis massa yang telah bercokol sebelumnya, lebih mudah bagi Jokowi menggerakkan relawan di Jawa Tengah untuk memblokade invasi Gerindra. Dukungan bukan hanya relawan, tapi juga partai.
Misal, membuat spanduk di atas spanduk milik Gerindra, atau memenuhi area markas dengan poster dan spanduk Capres/Cawapres No. 01. Membuat acara sunatan massal atau pengarahan massa di seluruh Jawa Tengah.
Langkah pertama Blitzkrieg ialah menutup segala akses bagi oposisi untuk bernafas, secuil apapun.
Relawan Jokowi harus mampu untuk turun ke tingkat terendah masyarakat, karena inilah yang akan menjadi manuver Gerindra di Jawa. Jokowi tinggal me-maintain, membina dan menggerakkan kembali roda dukungan, jangan dibiarkan berhenti.
Kemarin, Jokowi bermanuver dengan memberi contoh yang simpatik nan kekeluargan di acara Mata Najwa, tepat sesaat setelah blunder oposisi dalam ber-orasi. Permainan timing seperti inilah yang harus bisa diikuti para relawan.Â
Itu memang soal remeh. Tapi di waktu sempit, detail yang remeh menjadi teramat penting. Yang jadi pertanyaan, jika Jawa adalah Koentji, maka di mana pintunya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H