Kualitas disini adalah hal yang subjektif, sama halnya dengan rokok. Rokok barat itu sangat tidak berkualitas menurut saya, jauh lebih berkualitas rokok buatan Kudus. Selera.
Untuk itu saya coba blusukan, demi fakta yang mendekati pertanyaan, apa sih yang bagus itu buat orang Indonesia? Apa kita perlu membaca ratusan buku untuk tahu bahwa bumi itu bulat, eh datar?
Saya bertemu Andri, tentu nama sebenarnya. Seorang anak SD kelas 4 di Perpustakan Keliling Banjir Kanal Timur, Jakarta. Dia sedang asyik membaca komik manga. Iseng saya dekati..
"Ndri, kamu tau gak Ken Arok?
"Ya taulah om, Raja Singasari pertama, emang kenapa?"
"Hebat, kok tahu, susah lho itu, mang dah diajarin di sekolah?"
"Itu mah gampang, belum di ajarin, tapi kan di Historia.id ada. Om baca Historia makanya..lagian namanya bukan Ken Arok, tapi Ken Angrok" Jawabnya lugas sambil tertawa, saya di ledeknya. Gondok.
Beberapa waktu kemudian, di perpustakaan keliling Gedung Sate Bandung, saya bertemu Riana, kelas 9 SMP.
"Om mau tanya, Perang Bubat itu apa sih? kok bisa terjadi?
"Ih, om kayak pak guru..hehe, perang bubat tuh perang jaman Majapahit, katanya sih karena Gajah Mada gak setuju gitu deh Hayam Wuruk mau nikah sama putri Sunda, kalo gak salah namanya Dyah Pita...ehmm..pita...emmm bentar ya om" Jawabnya sambil mengetik sesuatu di smartphone-nya.
"Oh iya, Dyah Pitaloka!" Serunya semangat.