"Ndak tau mas"
"Delapan puluh enam trilyun del, kalau kita beli sahamnya 51% kayak sekarang itu harganya lima puluhan trilyun. Bayangkan jika kita lepas begitu saja Freeport, kita harus bayar lebih mahal tiga puluhan trilyun, itu kerugian negara del" Ujar saya.
"Wih..ckckck, tiga puluh trilyun mas? Weladalah.."
"Kedua, kita masih belum mumpuni ilmunya untuk menggarap liang emas segede itu..itu termasuk unit pertambangan paling beresiko di dunia, bayangkan, 2021 itu sebentar lagi lho, perusahaan di Indonesia belum sanggup, mau itu liang malah mangkrak? Klo mangkrak malah bahaya, goyang sedikit tertimbun lah itu seluruh aset dan manusia di dalam situ, ngeri, biayanya lebih mahal"Â
"Lha iya mas...ckckck, tiga puluh trilyun?..ckckck" Gudel masih takjub.
"Itulah Amerika, emang kau kira mereka kontrak rumah trus bisa kau usir sesuka hatimu apa? Â Mereka cari cuan, cari untung del, sudah untung minta untung lagi..terus dan terus..emang kamu kira, mereka angkat kaki gitu saja dari Indonesia tahun 2021 trus mereka gak bawa apa-apa? Ndobos, bullshit" Jawab saya.
"Apalagi Freeport punya harta terpendam yang luar biasa, Grasberg itu tambang emas nomor dua di dunia, hanya kalah oleh Muruntau, Uzbekistan. kandungannya senilai lebih dari seribu trilyun. Seribu trilyun del! Pantas untuk kita perjuangkan, setidaknya kita jadi pemegang mayoritas, bukan cuma kayak dulu" Sambung saya berapi-api.
"Ckckck...lha terus mas, ada yang nanya juga, Pemerintah beli Freeport, beli blok Rokan dll, tapi malah ndak beli Indosat, makanya Pemerintah dibilang ingkar janji, yang gitu gimana mas?" Tanya Gudel.
"Del, cah bagus, misal aku janji belikan kamu sepeda, eh ternyata besoknya kamu ku belikan motor, buat modal ojek online..kamu pilih yang mana?"
"Ya yang motor lah mas"
"Lha yasudah.." Jawabku sambil mengembuskan nafas kretek.