Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menelisik Usaha Penyelamatan Rupiah Versi Sandiaga

8 September 2018   00:14 Diperbarui: 8 September 2018   13:35 3653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.brilio.net

Air hujan yang turun, masuk ke selokan buatan di setiap perumahan dan bermuara di parit buatan yang ada di luar batas kampung, dari parit air hujan dialirkan ke bendungan buatan yang cukup besar, lengkap dengan tanggul yang dijaga dengan ketat oleh beberapa pamong praja.

Tapi apa yang terjadi oleh warga? Di malam itu, warga mengelu-elukan Klobot, Klobot di daulat sebagai penyelamat kampung. Bahkan warga mulai menggeruduk rumah pak Lurah, meminta Lurah tersebut turun secepatnya, mengundurkan diri. Turun secara konstitusional. Klobot pun naik menjadi Lurah.

Singkat cerita, beberapa bulan kemudian, parit dan bendungan sudah tak terurus,warga sibuk membeli bebek milik Klobot hingga akhirnya hujan turun lagi dan kembali merendam rumah warga.

Begitulah cerita "Sang Dewa Penyelamat Kampung". Jika dikaitkan dengan langkah praktis politisi yang sedang naik daun, Sandiaga Uno. Meskipun Sandiaga tidak seperti Klobot yang jelas-jelas menghasut warga untuk kepentingan pribadi, tapi konsepnya sama. 

Sumber: https://www.brilio.net
Sumber: https://www.brilio.net
Sandiaga mencoba menarik simpati masyarakat dengan menukarkan 1000 dollar miliknya ke rupiah, dengan alasan langkah penguatan rupiah. Padahal sejak zaman super krisis 98 lalu, gerakan cinta rupiah pun tak pernah bisa mendongkrak nilai rupiah itu sendiri. Langkah-langkah pemerintah dan kondisi global lah yang berperan, bukan yang lain.

Sedangkan hari ini, kita lihat pemerintah yang berjuang sedemikian rupa justru tetap di caci. Bayangkan jika tidak ada langkah kongkrit pemerintah, mau jadi apa rupiah sekarang. 

Saran ekonom Faisal Basri pun sudah banyak diikuti, seperti himbauan berhemat belanja valuta asing dengan tidak melakukan studi banding ke luar negeri, menekan jumlah delegasi ke luar negeri, hingga menunda proyek strategis, diantaranya yang sudah direalisasi adalah penundaan mega proyek listrik 15 ribu MW.

Dan ketika rupiah menguat sedikit, Sandiaga pun mendapat pujian dan elu-elu, sama seperti cerita Klobot.

Padahal hanya dengan menukar dollar, jika yang ditukar "hanya" 1000 dollar sedangkan harta anda sempat masuk di Panama Papers, apakah signifikan? Apalagi yang diajak adalah masyarakat juga, emang kita punya berapa? 1 dollar pun bakal di sayang-sayang karena memang satu-satunya. 

Pengusaha pun enggan karena beberapa modal bisnisnya pakai dollar, dan memang bukan menukar dollar ramai-ramai solusinya, pengusaha tahu itu.

Apakah emak-emak lantas mengeluarkan dollarnya dari balik bantal? Kalau punya pun mending disimpan, untuk naik haji nanti. Lagipula, 1000 dollar mah cuma remah-remah rempeyek, 1000 dollar itu setara dengan 15 juta saja lho. 

Kalau punya harta yang masuk di Panama Papers, punya dollarnya pasti juga sudah lama, dan bagi pengusaha yang punya bisnis investasi seperti Bang Sandi, rupiah naik ke 15 ribu itu artinya cuan atau untung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun