Hanya saja, tidak mungkin Pertamina dan pemerintah begitu saja menghapus Premium. Bagaimanapun juga, Premium masih dibutuhkan untuk menjangkau masyarakat yang betul-betul miskin. Bahkan kalau perlu, membeli Premium harus dengan Kartu Perlindungan Sosial dan Surat Keterangan Miskin, untuk menjamin subsidi Pemerintah jatuh ke tangan yang berhak.
Lalu selanjutnya apa?
Simpel saja, menjamin. Menjamin ketahanan energi, sumber daya dan tentunya menjamin kebutuhan BBM satu harga di Nusantara. Ini sulit? Ya jelas, kalau gampang ya Pemerintah enggak bakal dihujat.
Ketahanan energi sudah enggak bisa lagi berbicara soal migas, apalagi mengandalkan energi fosil konvensional seperti minyak bumi. Dunia sudah bergerak ke arah energi baru terbarukan.
Pembangkit listrik sudah mengembangkan teknologi ke arah Bioethanol yang bahan utamanya dari sorgum, ubi atau jagung, bahkan dulu para Mahasiswa pernah mengembangkan biodiesel berbahan dasar minyak atsiri, sayang sekali dulu pemerintah tidak terlalu agresif menyambut.
Dan yang hits saat ini adalah solar cell (energi tenaga surya), eh tapi itu butuh elaborasi lebih lanjut, lain waktu akan saya tulis, sementara ini saya mau ngejemur baju dulu ya, mumpung energi tenaga surya sedang berlimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H