Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika 3 Cagub Belomba Menawarkan Konsep pada Insan Kreatif

16 Januari 2017   21:04 Diperbarui: 17 Januari 2017   11:16 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aula Simfonia, photo by Ardy Hadinata Kurniawan

Masuk sesi kedua adalah sesinya Anies Baswedan, belio tampil dengan pasangannya, Sandiaga Uno. Tampil tenang, percaya diri dan tanpa teks tentunya, sosok Anies yang kalem dan matang seakan menyatakan belio siap menerima tantangan.

Anies-Sandi di acara. Sumber: Dok Pribadi
Anies-Sandi di acara. Sumber: Dok Pribadi
Poin yang bisa diambil dari Anies untuk memajukan industri digital dan kreatif adalah dengan program movement based leadership. Intinya begini, program ini mengajak semua insan kreatif, digital dan (mungkin) investor untuk bersama-sama berpikir dan berkonsep. Pemda tugasnya memfasilitasi dan eksekusi tetapi list konsep datang dari insan kreatif dan pengusaha itu sendiri.

Ide ini sebetulnya sama dengan yang lakukan Ahok di pemerintahan sekarang, karena tidak mungkin Pemda bergerak dalam bidang kreatif tanpa masukan dari pelaku industri itu sendiri, karena industri ini unik, tidak semua orang punya sense of art yang baik. Sehingga apapun ide Ahok dan Anies ya sama saja, memang seharusnya begitu.

Juga ide Anies untuk menggunakan gedung-gedung milik Pemda sebagai media yang bisa dipakai untuk produksi film, teater dan kesenian lainnya, seperti Esplanade di Singapura. Ini pun sebetulnya sudah diungkapkan Ahok di pemaparan awal.

Termasuk penggunaan APBD di dalam realisasi, di sini Anies tidak mau kalah dengan Ahok, cukup seru melihat bagaimana Anies berusaha sedemikian keras memaparkan rencana realisasi dengan detail sedemikian rupa, bahkan secara spontan Anies menyinggung sistem akustik di gedung Soehanna Hall (tempat acara) adalah sistem akustik terbaik, dan berencana membawa para engineer dan pekerja Soehanna Hall ke Gd Kemendikbud lt 6 yang akan digunakan sebagai "Esplanade"nya Jakarta.

Sebetulnya saya jadi ingat Gedung Kesenian Jakarta di Jl. Pasar Baru, kebetulan saya sendiri pernah menggunakan gedung itu untuk paduan suara tingkat mahasiswa. Sistem akustiknya sangat bagus, dan didesain memang untuk pertunjukan. Kekurangan gedung itu dua, kurang luas dan desain klasik gedung tersebut tidak dirawat dengan baik.

Jika itu saja dimaksimalkan, diremajakan, diperluas dengan mempertahankan desain klasiknya. kita sudah punya "new esplanade" Jakarta. Atau gedung konser kelas dunia Aula Simfonia yang berada di daerah Kemayoran. Itu canggih banget lho.

Lelah sekali kita untuk membuat "new esplanade" yang "nebeng" dengan gedung Kemendikbud.

Aula Simfonia, photo by Ardy Hadinata Kurniawan
Aula Simfonia, photo by Ardy Hadinata Kurniawan
Apapun itu, pemaparan Anies disini cukup terukur dan realistis. Dan ada ide baru yang menarik yaitu ide untuk membuat pekan budaya daerah di setiap minggu. Dari Pekan budaya Batak, budaya Minang, budaya Papua, dsb. Mungkin ide ini terinspirasi dari Jember Fashion Carnaval yang bisa begitu semarak dan meningkatkan wisatawan hingga ratusan persen.

Saya setuju ini, Jakarta seharusnya bisa menjadi barometer keragaman Indonesia, Jakarta adalah ibu kota. Cuma masalahnya sekarang, apakah infrastruktur Jakarta sudah siap untuk menerima lonjakan wisatawan, jika benar ide itu diterapkan? Itu pertanyaan yang didasarkan pada fakta.

Oh ya, ada hal menarik yang ditanyakan oleh COO Bukalapak Willix Halim yang mempertanyakan bagaimana mengukur kinerja atau KPI pemerintahan. Atau dengan kata lain, bagaimana seorang gubernur mengukur kinerjanya sendiri? Dijawab oleh Anies dengan mengedepankan indeks kebahagiaan atau happiness index.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun